Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Lesu, Utang Biro Perjalanan SONA Naik Rp114,7 Miliar

Rupiah Lesu, Utang Biro Perjalanan SONA Naik Rp114,7 Miliar Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turut dirasakan PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA). Emiten yang bergerak di bidang biro perjalanan umum ini mengalami peningkatan utang (liabilitas) sebesar Rp114,7 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2018, total liabilitas SONA adalah sebesar Rp619,3 miliar, naik 22,8% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp504,6 miliar. Jika ditelaah, maka kenaikan utang ini berasal dari kenaikan utang usaha sebesar Rp79,2 miliar.

"Faktor kenaikan utang usaha adalah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS dimana kurs tengah Bank Indonesia adalah Rp13.548 per 31 Desember 2017 meningkat menjadi Rp14.404 per 30 Juni 2018," kata Direktur Independen PT Sona Topas Tourism Industry Tbk, Susan Liwang, dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Menurut Susan, utang usaha SONA berasal dari utang pihak berelasi salah satu entitas SONA dalam mata uang asing dolar AS. Selain itu, melemahnya nilai tukar juga berimbas pada kenaikan sewa pembiayaan (jangka pendek dan jangka panjang) sebesar Rp7,9 miliar.

Kenaikan total utang SONA juga berasal dari kenaikan utang pajak sebesar Rp16,7 miliar, khususnya utang pajak penghasilan (PPh) 29 sebesar Rp14,3 miliar. SONA juga mengalami kenaikan beban akrual sebesar Rp20,5 miliar dikarenakan adanya beban konsesi, insentif dan komisi, beban sewa, beban bunga dan lain-lain yang belum ditagihkan oleh pihak luar.

Meski demikian, Manajemen SONA mengaku masih optimistis terhadap kinerja perusahaan kedepannya.

"Manajemen berpendapat bahwa perubahan liabilitas di atas mempunyai implikasi yang positif terhadap kinerja SONA di masa yang akan datang," ujar Susan.

Tahun ini, hingga 30 Juni 2018, perseroan sukses membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,02 triliun, naik 30,9% dari pendapatan di periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp782,7 miliar.

Adapun laba usaha juga mengalami kenaikan menjadi Rp115,7 miliar, dari Rp56,8 miliar di periode yang sama setahun sebelumnya. Dengan demikian, laba bersih pada periode berjalan menjadi Rp59,4 miliar, naik dari Rp30,7 miliar dari tahun sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Thomas Rizal
Editor: Thomas Rizal

Bagikan Artikel: