Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Hingga Rp3 T, Bos XL Curhat Begini

Rugi Hingga Rp3 T, Bos XL Curhat Begini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT XL Axiata Tbk (EXCL) pemilik operator XL serta Axis ini mencatat kerugian sebesar Rp3,3 triliun di tahun 2018. Padahal, pada tahun 2017 lalu XL masih mencatatkan keuntungan sebesar Rp375 miliar. Meski, sepanjang tahun 2018 pendapatan XL naik 0,27% menjadi Rp22,93 triliun dari Rp 22,87 triliun di tahun 2017. 

Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini mengungkapkan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh beban biaya penyusutan yang dipercepat. XL Axiata mencatat rugi bersih sebesar Rp9 miliar setelah dinormalisasi  pada akhir tahun 2018. Beban penyusutan yang dimaksud adalah biaya penyusutan yang dipercepat di kuartal 4 2018 sehubungan dengan pengurangan penggunaan jaringan 2G terutama yang telah dimatikan, dibongkar dan usang atau tidak lagi digunakan.

"Terkait dengan program pengurangan penggunaan jaringan 2G yang dimaksud di atas, hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan strategi transformasi untuk membawa XL Axiata menjadi lebih berfokus pada bisnis data dan menjadi penyedia internet seluler terkemuka di Indonesia. Sejak awal tahun 2018, XL Axiata telah mulai mengurangi jaringan 2G di area tertentu sambil terus mengurangi kapasitas di area lain di mana penggunaan 2G menurun," ujar Dian dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca Juga: Meski Pendapatan Tumbuh, XL Rugi Rp145 Miliar

Ia menegaskan jika langkah ini memungkinkan XL Axiata untuk memperbarui sebagian besar spektrum yang sebelumnya digunakan untuk 2G sekarang dialokasikan untuk 4G. Inisiatif ini merupakan strategi bisnis XL Axiata untuk melakukan modernisasi jaringan yang berkelanjutan guna memastikan pengalaman dan layanan terbaik bagi pelanggan 4G.

"Penghematan biaya dari listrik yang lebih rendah dan sewa serta pengurangan biaya penyusutan akan meningkatkan laba bersih XL Axiata di masa depan," tegasnya.

Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 2% YoY, dengan margin naik 1 ppt menjadi 37,0%. Capaian ini terutama terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya. 

Sementara itu, pada periode kuartal keempat 2018, XL Axiata mencatat kenaikan pada pendapatan kotor sebesar 3% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Kenaikan ini melanjutkan kenaikan yang telah diraih secara berturut-turut pada tiga kuartal sebelumnya. Pencapaian ini terutama terdorong oleh pendapatan layanan yang meningkat 6% QoQ, di mana kenaikan data mencapai 9% QoQ sebagai hasil dari suksesnya penjualan dan juga monetisasi data. EBITDA juga naik 8% QoQ dengan margin naik 180 bps menjadi 38,8% karena peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya fokus yang berkelanjutan.

Selama Tahun 2018, XL Axiata telah melakukan pembayaran kembali pinjaman bank sebesar Rp 1,65 triliun, pinjaman USD sebesar USD 350 juta, dan sukuk Rp 1.298 miliar melalui kombinasi refinancing dan dana internal. Per 31 Desember 2018, XL Axiata telah melunasi seluruh pinjaman dalam dollar Amerika Serikat. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: