Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Hingga Triliunan, Bos Hero Bilang Gini...

Rugi Hingga Triliunan, Bos Hero Bilang Gini... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada tahun 2018 mengalami pergolakan pada kinerja keuangannya. Pada akhir 2018 Hero harus menelan rugi bersih sebesar Rp 1,25 triliun di akhir 2018 dari Rp 191,40 miliar pada akhir 2017. Padahal, pendapatan perseroan hanya turun 0,5% dari Rp13,03 triliun di 2017 menjadi Rp12,97 triliun di penghujung tahun 2018. Memang perseroan terlihat banyak menghabiskan dana untuk melakukan restrukturisasi hingga mencapai Rp1,38 triliun.

 

Presiden Direktur Hero Supermarket, Patrik Lindvall mengungkapkan bila secara keseluruhan, penjualan Perseroan turun 0,5% di tahun 2018. Guardian dan IKEA membukukan kinerja yang sangat baik akan tetapi diimbangi penurunan kinerja yang berkelanjutan pada bisnis Supermarket dan Hypermarket Perseroan. 

 

“Seperti yang terjadi pada peritel lainnya, kami menghadapi tantangan karena bisnis ritel makanan sedang beradaptasi dengan perubahan dalam preferensi pelanggan. Saat ini, pelanggan menginginkan akses terhadap produk dengan berbagai macam cara melalui format, lingkup, dan lokasi yang berbeda dan kami merasakan dampaknya karena terlambat dalam menanggapi perubahan dinamika konsumen. Ini adalah sesuatu yang perlu segera diatasi,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (1/3/2019). 

 

Baca Juga: Duh, Hero Rugi Rp1,25 T di Tahun 2018

 

Ia menyebutkan bila sepanjang tahun lalu, perseroan telah memulai pekerjaan penting yang diperlukan untuk menyeimbangkan kembali proposisi bisnis Makanan untuk mencegah pelemahan lebih lanjut pada bisnis tersebut. 

 

"Kami telah mulai menangani bidang-bidang utama yang telah tertinggal, terutama dalam pengembangan format toko. Sebagai contoh, dengan kejelian membaca keinginan konsumen dan wawasan yang lebih kuat dalam menganalisis penawaran kepada pelanggan serta pemilihan produk, kami akan membuat keputusan yang lebih baik untuk pertumbuhan toko. Kami juga sedang dalam proses mendesain ulang penawaran produk Fresh dan Grocery serta merampingkan General Merchandise dan Apparel, jelasnya. 

 

Perseroan pun telah memiliki program percontohan yang sedang dijalankan yang merupakan program penataan ulang ruang usaha dan uji coba berbagai inovasi dalam format. Program ini berfokus pada makanan segar, optimalisasi ragam produk dan, jika relevan, bahkan secara bersamaan menata ulang ruang usaha. Meskipun masih sangat awal, toko-toko telah ditata ulang mendapatkan respons yang menggembirakan dari pelanggan. 

 

“Atas hal tersebut, terdapat penyesuaian biaya yang signifikan terkait dengan program perbaikan pada bisnis Makanan. Akan tetapi dalam jangka panjang, perubahan-perubahan penting ini akan memberikan kualitas, layanan, nilai dan yang paling penting adalah kepercayaan dari pelanggan kami. Hal ini juga akan memberikan peluang yang besar bagi Perseroan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan berkelanjutan dari waktu ke waktu,” ucapnya.

 

Ia menjelaskan bila bisnis penjualan makanan perseroan turun 5% menjadi Rp 10.341 miliar dengan kerugian underlying (diluar biaya restrukturisasi) sebesar Rp 157 miliar, lebih rendah Rp 276 miliar dibandingkan tahun 2017. 

 

“Tantangan signifikan yang dihadapi oleh Giant Supermarket dan Hypermarket membukukan penjualan yang lebih rendah dan peningkatan kerugian, sementara toko Hero Supermarket berkontribusi positif bagi bisnis karena Perseroan meningkatkan standar operasional dalam kualitas, kesegaran, dan ketersediaan,” ujarnya.

 

Meski begitu, bisnis non-makanan perseroan mesih berjalan dengan baik. Secara keseluruhan, penjualan tumbuh 21% menjadi Rp 2,62 triliun terutama didorong oleh promosi yang kuat pada kategori kecantikan di bisnis Kesehatan dan Kecantikan serta didukung oleh peningkatan kunjungan ke toko IKEA Alam Sutera, ditambah peningkatan kontribusi dari bisnis e-commerce. Hal ini mendorong 35% peningkatan laba pokok menjadi Rp380 miliar. 

 

“Perseroan sangat terdorong oleh peningkatan di bisnis Kesehatan dan Kecantikan Guardian, yang terus memberikan peluang pertumbuhan yang signifikan. Setelah mengalami tantangan bisnis beberapa tahun yang lalu, Guardian sekarang telah pulih dengan baik dan menambah lebih banyak jaringan tokonya. Perseroan berencana untuk berinvestasi lebih lanjut dalam ekspansi dan pengembangan format bisnis Kesehatan dan Kecantikan di Indonesia,” terangnya.

 

Perseroan juga terus berinvestasi dalam bisnis IKEA melalui percepatan pertumbuhan jaringan toko. Pihaknya juga telah memperbaharui dan meluncurkan kembali platform online IKEA. Saat ini, pembangunan toko kedua IKEA di Jakarta Garden City sedang dilakukan, dan juga telah mendapatkan lokasi toko berikutnya di Bandung. 

 

 

“Kami juga sedang dalam proses mengkonversi salah satu Giant Hypermarket menjadi toko IKEA sebagai proyek percontohan dalam upaya untuk memanfaatkan kembali lokasi bisnis Makanan Perseroan yang berkinerja buruk sekaligus mempercepat pengembangan bisnis IKEA,” ucapnya lagi. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: