Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Hilirisasi Batu Bara Berjalan, Jonan Yakin Impor LPG Berkurang

Industri Hilirisasi Batu Bara Berjalan, Jonan Yakin Impor LPG Berkurang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Muara Enim -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang merupakan anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor tambang, kemarin (3/3/2019) baru saja melakukan pencanangan industri hilirisasi batu bara PTBA di wilayah Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Industri hilirisasi batu bara yang akan dibangun adalah pabrik gasifikasi batu bara kalori rendah menjadi syngas, pabrik pengolahan syngas menjadi dimethyl ether (DME), pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene yang digunakan untuk bahan baku plastik.

Tiga menteri kabinet kerja, yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyaksikan acara tersebut.

Jonan menyampaikan apresiasinya pada PTBA yang telah merintis industri hilirisasi batu bara dan telah menjalankan Peraturan Menteri ESDM terkait hilirisasi.

"Karena terus terang, tidak banyak kegiatan pertambangan batu bara yang besar di Indonesia itu memiliki semangat hilirisasi," jelas Jonan di Tanjung Enim.

Baca Juga: Substitusi Impor Bahan Baku, Industri Hilirisasi Batu Bara Terus Didorong

Dirinya melanjutkan jika industri hilirisasi sudah berjalan, salah satu produknya, yakni DME, bisa menggantikan LPG. Selain itu, dengan menggunakan DME, impor LPG dapat dikurangi karena dalam setahun, impor LPG Indonesia sekitar 4,5-4,7 juta ton.

"Ini penting sekali bahwa DME bisa menggantikan LPG supaya impor LPG kita bisa berkurang," imbuh Jonan.

Lebih lanjut, Jonan menjelaskan bahwa uang yang dikeluarkan untuk melakukan impor LPG tidak sedikit, yaitu mencapai sekitar Rp40 triliun per tahun. Untuk itu, Jonan meminta PTBA memanfaatkan peluang untuk memaksimalkan produksi DME dengan skala besar.

"Gini deh, coba yang gampang, bikin target satu juta ton mengurangi impor LPG, bisa di-mix (campur) juga dengan LPG, mungkin 25% DME atau 50% nantinya," pungkasnya.

Baca Juga: Masyarakat Sumut Desak Pemerintah Stop Gunakan Energi Batu Bara

Sebagai informasi, pencanangan industri hilirisasi batu bara ini merupakan kelanjutan dari Head of Agreement (HoA) antara PTBA, Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical untuk pembangunan Coal to Chemical pada 8 Desember 2017. Dengan nilai investasi sebesar US$3,1 miliar, target proyek tersebut rampung dalam waktu tiga tahun ke depan atau pada 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: