Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Krakatau Steel: Rugi Menahun Boleh, Delisting dari BEI? Belum Tentu!

Nasib Krakatau Steel: Rugi Menahun Boleh, Delisting dari BEI? Belum Tentu! Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kratakau Steel Tbk (KRAS) tengah menjadi buah bibir di berbagai media perihal nasibnya yang mengalami rugi menahun sejak 2012 silam. Meskipun begitu, BEI berpendapat bahwa mekanisme delisting tidak serta merta diberlakukan kepada KRAS. 

Direktur Penilaian BEI, I Nyoman Gede Yetna, mengungkapkan bahwa ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum menetapkan mekanisme delisting. BEI perlu memastikan lebih dulu pergerakan atau progres KRAS setiap periodenya. 

"Pertama kita lihat pergerakan progres per periode, setelah itu dibandingkan per sektor. Kalau industrinya naik, dia turun, kita masuk ke hearing ke direksinya, ini kenapa dan bisa meyakinkan ke kita ke depan melakukan perbaikan," imbuh Yetna di Gedung BEI, Kamis (11/04/2019). 

Baca Juga: Buku Tahun Krakatau Steel di 2018: Pendapatan Naik 20%, Rugi Menurun 8,48%

Oleh karena itu, Yetna mengatakan akan ada peluang bagi BEI untuk memanggil manajemen KRAS guna meminta penjelasan berkenaan dengan kerugian yang dialami KRAS selama enam tahun ke belakang ini. 

"Delisting itu kan tindakan luar biasa. Apakah ada tindakan panggilan atau obrolan, nanti saya pastikan (ke) Krakatau Steel, ya," sambung Yetna. 

Sebagai informasi, kisah klasik kerugian yang dialami KRAS dimulai pada tahun 2012 silam, di mana KRAS mencatat kerugian sebesar US$19,56 juta. Kemudian diikuti di tahun-tahun berikutnya, yaitu tahun 2013 sebesar US$13,6 juta, tahun 2014 sebesar US$154,185 juta, dan puncaknya di tahun 2015 sebesar US$326,514 juta. 

Baca Juga: "Semua Direksi dan Komisaris Krakatau Steel Harus Dicopot!"

Kerugian tersebut mengekor hingga tahun 2016 dan 2017, masing-masing tercatat sebesar US$180,724 juta dan US$86,09 juta. Adapun sampai dengan akhir tahun 2018 lalu, akumulasi kerugian yang diderita KRAS mencapai US$77,163 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: