Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTN Bagikan 20% Laba Bersih 2018 untuk Dividen

BTN Bagikan 20% Laba Bersih 2018 untuk Dividen Kredit Foto: Bank BTN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN untuk tahun buku 2018, menyetujui untuk membagikan dividen sebesar 20% dari laba bersih tahun 2018 atau sekitar Rp561,58 miliar.

"Nilai dividen per unit saham sebesar Rp53,029. Menurut rencana dividen akan dibagikan ke pemegang saham pada Minggu kedua Juni 2019," ujar Direktur Utama BTN Maryono di Jakarta, Jumat (17/5/2019).

Sementara 80 persen laba bersih tahun 2018 akan digunakan sebagai laba ditahan atau setara dengan Rp2,24 triliun.

Baca Juga: RUPST BTN Setujui Ambil Alih Saham Mayoritas PNM IM

"Laba ditahan ini akan digunakan Bank BTN untuk ekspansi kredit, penguatan modal dan pengembangan usaha perseroan," tambah Maryono.

Pemegang saham dalam RUPS juga mengapresiasi kinerja BTN tahun 2018. Kinerja Bank BTN telah berhasil tumbuh di atas rata-rata industri perbankan, misalnya dari sisi aset dan kredit. Total aset BTN tahun 2018 mencapai Rp306,4 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp261,4 triliun. Pertumbuhan aset tersebut mencapai 17,24% atau berada diatas rata-rata industri yang tercatat 9,21% yoy.

Sementara itu kredit dan pembiayaan yang diberikan tercatat mencapai Rp237,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp198,9 triliun. Kredit dan pembiayaan ini tumbuh 19,48%. Angka tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2018 lalu yang dicatatkan industri sebesar 11,75% yoy.

Baca Juga: Bank Mandiri Sebar Dividen Rp11,2 Triliun, Segini Per Saham . . .

Dengan kinerja 2018, BTN tetap optimis menghadapi tahun 2019 dengan memasang target peningkatan aset sebesar 11%-13% yang akan didukung oleh peningkatan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Dengan membaiknya sektor properti, Kredit dan pembiayaan diharapkan manajemen tetap melaju dengan pertumbuhan 12%-14%, sementara DPK ditargetkan tumbuh di angka yang sama yaitu 12%-14%.

“Kami fokus mengejar low cost fund untuk memperbesar porsi dana murah, strateginya antara lain mengejar nasabah captive dengan menggunakan produk KPR sebagai entry poin, merangkul nasabah dari generasi milenial dan mengembangkan fitur digital banking, untuk meningkatkan dana murah berbasis transaksi,” kata Maryono menjelaskan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: