Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemasukan Susut, Laba Intiland Turun Tajam

Pemasukan Susut, Laba Intiland Turun Tajam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (Intiland), membukukan laba bersih Rp6,5 miliar hingga akhir triwulan III 2019. Jumlah tersebut menurun  dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat mencapai Rp122,9 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono, mengatakan penurunan laba bersih itu diakibatkan oleh penurunan pendapatan usaha ditambah dengan adanya peningkatan beban bunga. Archied mengatakan sepanjang sembilan bulan pendapatan usaha perusahaan mencapai Rp1,9 triliun atau menurun 23,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,4 triliun. Ia menilai penurunan kinerja usaha perseroan tidak lepas dari adanya perubahan kondisi pasar properti saat ini.

Baca Juga: Duh, Laba Intiland Makin Menyusut

"Menghadapi kondisi tersebut, kami akan terus berupaya untuk mengejar dan meningkatkan kinerja usaha hingga akhir tahun ini. Penjualan produk-produk inventori yang sudah jadi menjadi fokus dan prioritas utama perseroan untuk meningkatkan pendapatan usaha," kata Archied di Jakarta, Senin (28/10/2019).

Lebih lanjut , ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan yang terjadi tahun ini lebih didorong oleh penjualan maupun peluncuran proyek-proyek residensial baru yang menyasar pada segmen pasar menengah ke bawah. Hal ini katanya berdampak pada kinerja usaha perseroan yang sebagian besar portofolio produk dan inventori yang dimiliki di segmen pengembangan mixed-use & high rise dan perumahan yang menyasar pasar menengah ke atas.

“Kami di tahun ini tidak banyak meluncurkan proyek baru. Beberapa proyek baru yang kami luncurkan, hampir seluruhnya adalah produk residensial yang menyasar segmen pasar menengah ke atas," ungkapnya.

Archied menjelaskan bahwa selama ini pendapatan usaha Intiland ditopang dari empat segmen pengembangan. Selain dari pengembangan mixed-use dan high rise, perumahan, kawasan industri yang merupakan sumber pendapatan dari pengembangan (development income), perseroan juga memperoleh pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang bersumber dari investasi properti seperti penyewaan ruang perkantoran, manajemen properti, dan pengelolaan sarana olahraga.

Segmen pengembangan mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi pendapatan usaha paling besar mencapai Rp858 miliar atau 46,3% dari keseluruhan. Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan sebesar Rp472,2 miliar atau 25,5% dari keseluruhan. Segmen pengembangan kawasan industri juga memberikan kontribusi sebesar Rp62,4 miliar atau 3,4%.

Sementara itu, segmen properti investasi yang merupakan sumber recurring income tercatat membukukan Rp461,7 miliar atau 24,9% dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen ini mengalami peningkatan 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kami terus berupaya meningkatkan kontribusi recurring income sehingga membuat struktur pendapatan usaha perusahaan menjadi lebih ideal. Peningkatan kontribusi dari penyewaan ruang perkantoran dan ritel menjadi prioritas untuk memperbesar pendapatan usaha yang bersumber dari recurring income," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: