WE Online, Jakarta - Rokok kretek kembali tempati urutan teratas dalam urusan belanja iklan pada kuartal pertama tahun ini. Berdasar survei Nielsen rokok keretek mencatat kontribusi senilai Rp1,9 triliun.
Menurut Direktur Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina, meskipun iklan rokok mendapat tekanan dalam hal penayangan, tayangan iklan rokok tetap mendominasi belanja iklan.
"Meskipun mereka dibatasi hanya bisa tayang di atas jam 10 malam,mereka tetap dominan dalam belanja iklan," jelasnya kepada Warta Ekonomi di Bilangan Sudirman, Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Dijelaskan Hellen, pengiklan saat ini tidak selalu mempertimbangkan rating acara untuk memutuskan menyiarkan iklan atau tidak. Dalam momentum iklan rokok, katanya, waktu penayangan yang lebih mepet telah dimanfaatkan industri rokok dengan cukup baik.
"Saat ini banyak pengiklan yang mencoba menyuguhkan tayangan di acara berita maupun informasi. Produk consummer good biasanya memanfaatkan acara berita. Tapi untuk rokok kesempatanya tidak begitu banyak, soalnya tayangan berita diatas jam 10 malam tidak banyak," ujarnya.
Mengacu pada data Nielsen. belanja iklan rokok ternyata cuma bisa ditempel belanja iklan dari sektor pemerintah dan organisasi politik.
"Di urutan berikutnya terdapat kategori pemerintahan dan orpol dengan total belanja iklan sebesar Rp 1,8 Triliun. Kementrian Kesehatan menjadi yang terbesar belanja iklanya di sektor pemerintah, hal ini untuk menggalakkan pekan imunisasi nasional," tambahnya.
Sekadar informasi belanja iklan pada TV dan media cetak tumbuh sebesar 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun total belanja iklan di TV pada kuartal pertama tahun 2016 mencapai Rp24,2 triliun. Ditinjau dari momen penayangan iklan, porsi tertinggi diserap jam tayang utama (18.00-22.00) dengan nilai Rp6,4 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement