Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beli Saham Apple, Bukan Berarti Warren Buffett Berubah Total

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Aksi Waren Buffett membeli lembar saham Appel senilai $ 1 miliar sempat mengejutkan banyak kalangan. Pasalnya, bos Berskhire Hattaway tersebut selalu berusaha menghindari perusahaan teknologi yang menurutnya sangat berisiko. Namun, bila ditilik lebih jauh keputusan Buffett membeli saham Apple tidak menunjukkan perubahan yang menyeluruh dari dirinya.

Sebagaimana diketahui, Buffett dikenal sebagai investor yang hanya  membeli saham-saham perusahaan terbaik ketika perusahaan incaranya itu sedang goyah di pasar saham. Saham Apple sendiri ketika dilirik Berskhire Hathaway telah jatuh hampir 30 persen sepanjang tahun lalu, tapi ditutup naik 3,7 persen menjadi US$ 93,88 di akhir perdagangan pada hari Senin (16/5/2016).

Pun begitu dengan perhatian Buffett terhadap Yahoo. Sebagaimana dilaporkan Financial Times, orang terkaya di Omaha itu ikut membantu mendanai penawaran atas Yahoo. Buffett mengincar Yahoo agar perusahaannya lebih beradaptasi dengan teknologi. Yahoo sendiri melaporkan kerugian sebesar 99 juta dollar AS pada kuartal I-2016 dibandingkan laba 21,2 juta dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Pendekatan Buffett tersebut mirip dengan keputusannya membeli saham perusahaan komputer Business Machine (IBM) senilai US$ 10,7 miliar pada tahun 2011. Langkah ini menjadikan dirinya investor potensial yang menguasai kepemilikan 5,4 persen saham IBM.

Lantas apa yang memberanikan Buffett membeli saham dari perusahaan-perusahaan teknologi tersebut? jawabnya adalah pada brand value yang melekat pada sebuah perusahaan.

Mengutip data Forbes terkait merek-merek paling bernilai di dunia pada tahun 2016, ketiga perusahaan teknologi yang dipantau Buffett memang memiliki brand value yang sangat besar. Brand value yang dimiliki Apple ditaksir sebesar US$154,1 miliar, sedangkan nilai brand IBM mencapai US$ 41,4 miliar. Adapun, valuasi bisnis inti perusahaan teknologi tersebut diperkirakan berkisar antara US$ 4 miliar hingga US$ 8 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: