Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Ketiga Kali Hacker Bobol Sistem Perbankan Global

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Beberapa waktu lalu SWIFT, penyedia jaringan pesan keuangan global yang digunakan bank-bank seluruh dunia untuk mentransfer miliaran dolar AS setiap hari, memperingatkan nasabahnya atas sejumlah serangan cyber yang marak terjadi baru-baru ini.

Untuk ketiga kalinya sistem perbankan global mendapat serangan hebat dari hacker yang membobol sistem perbankan global dan mencuri jutaan dollar Amerika. Adapun metode yang digunakan para hacker untuk menyerang bank di Vietnam dan Bangladesh hampir serupa dengan yang terjadi di Ekuador setahun lalu.

Sebagai informasi, serangan sistem perbankan yang terjadi pada Januari 2015 di Banco del Austro digambarkan pada berkas tuntutan oleh bank di pengadilan federal New York, diakhiri dengan situasi di mana para pencuri mentransfer dana senilai US$ 12 juta ke sejumlah rekening di Hong Kong, Dubai, New York, dan Los Angeles.

Tuntutan yang pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal tersebut hanya terjadi selang seminggu setelah jaringan komunikasi bank global SWIFT menginstruksikan nasabahnya untuk mengamankan jaringan komputer lokal mereka.

SWIFT, atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, mengingatkan pelanggannya bahwa dua serangan hacker yang terjadi sebelumnya di Bangladesh dan Vietnam merupakan bagian dari aksi yang lebih luas dan terorganisir.

Para hacker menargetkan bank-bank di Asia dengan mengikuti pola yang dideskripsikan oleh Banco del Austro antara lain hacker menggunakan malware untuk menghindari sistem keamanan lokal bank, hacker berhasil menembus akses ke jaringan email SWIFT, kemudian pesan penipuan dikirim melalui SWIFT untuk memulai transfer dana dari rekening bank-bank besar.

Hacker sangat memahami kelemahan bank-bank kecil yang tidak mampu meningkatkan pertahanan sistem perbankan mereka. Jika para hacker mampu menembus sistem bank yang lemah, mereka dapat mengajukan permintaan transfer untuk menarik dana dari bank yang lebih besar.

Pengacara Banco del Austro, dalam berkas pengadilan, mengatakan bahwa seiring perkembangan teknologi, hacker menjadi lebih canggih. Juru bicara SWIFT pada hari Jumat mengatakan bahwa jaringan mereka belum diperingatkan mengenai insiden Banco del Austro.

"Kami harus diinformasikan oleh nasabah ketika terjadi fraud jika terkait dengan produk dan layanan kami, sehingga kami dapat menginformasikan dan menyokong komunitas yang lebih luas lagi," jelas juru Natasha de Teran, seperti dikutip dari laman CNN di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Dia menambahkan bahwa SWIFT sudah menghubungi bank-bank lain demi mendapatkan informasi lebih dan mengingatkan nasabah atas kewajiban mereka dalam membagikan informasi. Pada kasus Bangladesh Bank, hacker menggunakan taktik untuk mentransfer dana keluar dari rekeningnya di New York Fed. Namun sangat disayangkan bahwa investigator belum mempublikasikan siapa tersangka dalam kasus tersebut.

Dana dari Banco del Austro disimpan dalam rekening di Wells Fargo. Dalam tuntutan pengadilan yang diajukan, bank Ekuador menuduh Wells Fargo gagal untuk mengenali dan menghentikan transfer dana yang mencurigakan. Namun Wells Fargo membantahnya.

"Wells Fargo sesuai prosedur memproses instruksi via wire yang diterima dari pesan SWIFT dan sistem komputer Wells Fargo tidak berkompromi dengan jalan apapun," ujar juru bicara Wells Fargo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: