WE Online, Jakarta - Para pemimpin negara G7 dalam pertemuan yang digelar di Ise, prefektur Mie, Jepang Tengah, mengatakan bahwa konsumen di seluruh dunia yang menahan penggunaan uang mereka telah mengakibatkan dilema ekonomi di seluruh dunia.
Hal itu menjadi masalah terbesar di dunia, sebab perusahaan dan pabrik memproduksi barang bagi konsumen, namun konsumen tidak membeli.
"Tidak ada permintaan dan itulah masalah terbesar di seluruh dunia," kata Menteri Keuangan Jepang Taro Aso, seperti dikutip dari laman VOA di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Kekhawatiran konsumen dalam membelanjakan uang mereka sebagian disebabkan oleh daya beli yang terbatas karena tidak memiliki anggaran lebih. Sementara lainnya mungkin memilih untuk menabung daripada membelanjakannya.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Jack Lew mendesak pemerintah negara-negara dan perusahaan agar menggunakan alat kebijakan apapun bagi konsumen untuk mendorong pertumbuhan.
Sebagian besar negara anggota G7 lebih menghendaki pengeluaran pemerintah yang lebih pro-aktif untuk membantu menopang pertumbuhan yang lesu. Namun, Jerman yang memiliki perekonomian yang kuat telah mempertahankan sikap yang lebih konservatif mengenai setiap reformasi keuangan.
Para pemimpin keuangan negara tersebut juga telah memperingatkan dampak buruk Brexit, yaitu keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Menteri keuangan Inggris, George Osborne, mengatakan bahwa setiap orang dalam pertemuan G7 mempunyai sikap yang jelas bahwa Brexit akan berdampak buruk bagi ekonomi Inggris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
