Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Artha Graha Jalin Kerja Sama dengan Petani Jagung Sumbawa

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Artha Graha Network melalui anak perusahaannya, PT Sumber Agro Semesta (PT SAS) sebagai produsen benih hibrida "Bernas", mengembangkan usahanya ke komoditas lain yakni jagung hibrida.

Direktur Operasional Sumber Agro Semesta Arviano Sahar mengatakan pihaknya bermitra dengan kelompok petani jagung hibrida di Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, dengan mendistribusikan jagung hibrida ke para peternak yang membutuhkan di seluruh Indonesia.

"Tahap pertama berupa penyerapan dan pengapalan perdana jagung Sumbawa untuk kebutuhan para peternak di wilayah Sumatera Utara," katanya pada acara pengapalan perdana di pelabuhan Badas, Sumbawa Besar, beberapa waktu lalu.

Hadir pada acara tersebut unsur pemerintah setempat, perwakilan TNI dan Polri, gabungan kelompok tani jagung hibrida, kelompok peternak, para pengusaha lokal, dan pemimpin PT Mutiara Perdagangan Aset Setiawan Widjaja yang menjadi partner dari Sumber Agro Semesta.

Arviano mengatakan pengapalan perdana jagung sebanyak 3.000 ton tersebut ditujukan ke para peternak di wilayah Sumatera Utara. Menurutnya, SAS bertindak sebagai "bapak angkat" saluran distribusi bagi kelompok petani jagung binaan dengan para pengusaha dan peternak yang membutuhkan jagung untuk pakan ternak mereka (kelompok enduser).

Ia juga mengatakan kerja sama yang dilakukan tersebut diharapkan dapat menciptakan harga yang wajar baik di level petani jagung maupun di tingkat para pengusaha ternak.

"Kami berusaha untuk memperpendek mata rantai distribusi jagung pakan dari petani ke para peternak sehingga disparitas harga terjaga wajar. Kami yakin bahwa kerja sama yang saling menguntungkan tersebut pada akhirnya bisa meningkatkan taraf hidup para petani jagung di wilayah Kabupaten Sumbawa," ujarnya.

Disampaikan, para petani jagung hibrida saat ini sudah mampu untuk meningkatkan produksi dari sebelumnya rata-rata produksi sebanyak dua juta ton menjadi lima juta ton, namun dengan tidak adanya penanganan pasca-panen yang tepat menyebabkan rusaknya hasil produksi petani tersebut.

"Saat panen jagung melimpah, penanganan pasca-panen tidak maksimal dan menyebabkan harga jatuh," pungkasnya.

Adapun, Indonesia merupakan salah satu lumbung jagung dunia dan menempati posisi ke-8 dengan kontribusi 2,06 persen terhadap total produksi jagung dunia. Sentra produksi jagung di Indonesia tersebar di 12 provinsi dan 45 kabupaten terutama di Kabupaten Grobogan, Kendal, Lampung Tengah, Lampung Timur, Tuban, Malang, Kediri, Blitar, Garut, Karo, Gowa, Pinrang, Gorontalo, Bima, dan Sumbawa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: