Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2017, Tiga Pasar Banjarmasin Tanpa Gunakan Kantong Plastik

Warta Ekonomi -

WE Online, Banjarmasin - Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin Hermansyah menyatakan, tiga pasar tradisional ditunjukkan untuk menggalakkan tanpa kantong pelastik, realisasinya 2017.

Menurut Hermansyah, Minggu (5/6/2016), tiga pasar yang ditunjuk untuk contoh pasar sehat tanpa menyediakan kantong pelastik gratis bagi pembelinya itu, Pasar Telawang, Pasar Teluk Dalam, dan Pasar Pandu.

"Tadinya kita mau pilih Pasar Kalindo, tapi itu milik swasta, sulit nantinya, makanya kita ganti dengan pasar Pandu," ujarnya.

Saat ini, kata dia, sosialisasi terhadap program mengurangi sampah kantong pelastik di tiga pasar yang ditunjuk itu terus dilakukan, selain lisan juga selebaran.

"Jadi kita masih membahas juga bagaimana realisasinya nanti, mungkin awalnya akan kita sediakan kantong yang mudah terurai bagi pedagang dan pembeli di sana," tuturnya.

Menurut Hermansyah, tiga pasar ini akan menjadi contoh untuk sekitar 50 pasar tradisional lainnya di ibu kota provinsi ini, agar sama-sama tidak lagi memberikan kantong pelastik secara gratis, bahkan tidak menyediakan sama sekali.

"Kita minta para pembeli membawa wadah sendiri saat berbelanja kepasar, jangan lagi pakai kantong pelastik yang menjadi sampah mengancam kekestarian bumi ini karena sulit hancur," paparnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi menyatakan, program menggalakkan pasar tradisional untuk mengurangi sampah kantong pelastik ini sudah disepakati akan direalisasikan 2017.

Sebagaimana yang sudah diterapkan saat ini di ritel-ritel, di mana tidak ada lagi kantong pelastik gratis, untuk membiasakan pembeli membawa wadah sendiri untuk berbelanja.

"Kita bahkan sudah meminta masyarakat kalau kepasar itu membawa "bakul" (wadah dari anyaman khas banjar), ini untuk mengurangi sampah pelastik yang hampir 70 persen mendominasi sampah di daerah ini," paparnya.

Sebagaimana diketahui, kata Hamdi, volume sampah di ibu kota provinsi ini mencapai 600 ton, paling besar itu dari buangan sampah rumah tangga, yang kebanyakan sampah pelastik.

"Sampah pelastik ini sangat mengancam kelestarian bumi kita, hingga kita bersama memiliki kewajiban menanggulanginya," pungkas Hamdi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: