Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

15 Tahun Terakhir Produktivitas Pekerja Indonesia Naik 3,8 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Organisasi Akuntan, Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) melaporkan produktivitas tenaga kerja Indonesia secara substansial mengalami peningkatan yang baik dalam 15 tahun terakhir.

"Produktivitas Indonesia tumbuh mengesankan sebesar 3,8 persen dalam 15 tahun terakhir dan akan berkembang hingga 3,9 persen dalam lima tahun ke depan," kata ICAEW Economic Advisor and Oxford Economics Leads Economist, Prinyanka Kishore dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (12/6/2016).

Hanya dengan dua persen tenaga kerja yang bekerja di sektor industri utama dibandingkan Malaysia dengan 10 persen tenaga kerja, kata dia, Indonesia mempunyai peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dengan membuka kesempatan bagi tenaga kerjanya untuk beralih ke sektor-sektor industri utama.

Ia mengatakan tingginya jumlah tabungan rumah tangga juga dapat disebut sebagai salah satu kontribusi meningkatnya produktivitas Indonesia sehubungan dengan pergeseran sektoral tidak dapat terjadi tanpa pasokan keuangan stabil untuk di investasi pada modal fisik maupun modal manusia.

"Walaupun "Foreign Direct Investments" (FDI) mempunyai peran penting dalam memajukan ekonomi ASEAN, sebagian besar permodalan investasi bisnis datang dari tabungan domestik dan pinjaman, terutama untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang banyak membuka lowongan pekerjaan," tuturnya.

Hal ini, kata dia, cukup menjelaskan alasan di balik produktivitas ASEAN yang terus meningkat pesat dibanding dengan kawasan pendapatan menengah. Selain itu, ia menyatakan nilai Rupiah juga tumbuh menguat pada tahun ini dibandingkan dengan mata uang negara Asia lainnya serta bunga obligasi juga telah turun secara signifikan and tren pasar saham terus meningkat.

"Namun, pertumbuhan produktivitas Indonesia masih tertahan oleh faktor eksternal, khususnya, dengan menurunnya jumlah potensi mitra dagang utama Indonesia dan harga komoditas yang semakin rendah," ucap Prinyanka.

Sementara itu, Regional Director ICAEW South East Asia, Mark Billington mengatakan pelatihan, pengembangan, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja harus menjadi peran penting apabila Indonesia ingin mempertahankan lintas perkembangannya, meningkatkan tingkat produktivitas murni, dan lebih banyak mempekerjakan tenaga di sektor industri utama.

"Dengan ekonomi yang semakin liberal dan banyaknya sektor industri yang mulai terbuka dengan kepemilikan asing, Indonesia memerlukan tenaga kerja yang lebih terampil dan kini sudah mulai bergerak mendekati standar global dalam hal pengetahuan teknis, keterampilan bisnis, dan inovasi," ucap Mark.

Berdasarkan laporan terbaru "Economic Insight: South East Asia" oleh ICAEW, produktivitas pekerja Indonesia berkembang pesat hingga menempati posisi kedua terbesar di ASEAN setelah Vietnam. Pergeseran sektoral menyumbang peningkatan sebesar 1,1 persen dan seiring dengan Filipina, tingkat produktivitas murni Indonesia meningkat sampai 2,7 persen.

Tenaga kerja ASEAN secara keseluruhan mempunyai rekor perkembangan yang mengesankan, dengan pertumbuhan produktivitas sebesar 3 persen per tahun antara tahun 2000 sampai 2015. Perkembangan ini melebihi laju perkembangan per tahun Amerika Latin 2 persen dan Afrika 1,44 persen.

Pergeseran sektoral atau tenaga kerja yang berpindah dari agrikultur ke manufaktur dan layanan, urbanisasi dan meningkatnya tenaga kerja pada grup usia prima (25-54 tahun), telah menjadi faktor pendorong utama tumbuhnya produktivitas di seluruh daerah ASEAN, dengan pengecualian Singapura. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: