Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mempertahankan Wanita Karyawan di Sektor Jasa Keuangan

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Penunjukan wanita karyawan di sektor jasa keuangan/financial services untuk menjalani penugasan internasional sangat penting bagi perusahaan-perusahaan jasa keuangan agar mereka dapat mempertahankan kelompok karyawan ini sebagaimana ditunjukkan temuan survei yang baru saja diterbitkan oleh PwC.

Wawasan dalam survei tersebut juga berlawanan dengan asumsi lazim terkait sikap wanita mengenai mobilitas kerja dan kesediaan mereka untuk menjalani penugasan di luar negeri, mengisyaratkan sudah saatnya menghentikan bias yang disebabkan oleh asumsi seperti tersebut di atas.

Laporan PwC yang berjudul Women of the World: Aligning Gender Diversity and International Mobility in Financial Services ini mencermati persimpangan di antara kedua konsep dalam judul tersebut dan didasarkan pada wawancara terhadap 628 responden yang bekerja di sektor jasa keuangan (384 wanita dan 244 pria).

Diversity and Inclusion Leader PwC Indonesia Margie Margaret mengatakan survei ini mengungkap bahwa 88% wanita yang bekerja di sektor jasa keuangan menganggap pengalaman berkecimpung di kancah internasional sebagai hal yang penting untuk memajukan karir mereka.

"Lebih dari tiga perempat wanita yang disurvei (77%) mengatakan bahwa peluang untuk menambah pengalaman mereka melalui penyelesaian penugasan internasional merupakan faktor utama untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Jumat (8/7/2016).

Margie menyampaikan hasil survei ini menantang pandangan bahwa sikap wanita terhadap mobilitas akan lebih dipengaruhi oleh adanya anak, dibandingkan pria, dengan 73% wanita mengatakan mereka memilih untuk mengambil penugasan internasional sebelum berkeluarga, kurang lebih sama dengan pria (77%).

Lebih lanjut, 66% wanita mengatakan mereka senang dapat bekerja di luar negeri pada tahapan karir manapun, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria (60%). Hanya 17% wanita menyebut kesejahteraan dan pendidikan anak mereka sebagai suatu kekhawatiran yang membuat mereka berpikir dua kali untuk menjalani penugasan internasional, dibandingkan dengan 22% pada pria.

"Namun bias masih tetap ada. Ketika ditanya tentang hal apa yang mencegah mereka bergabung dengan populasi yang mobile, para wanita di sektor jasa keuangan menyebut persepsi bahwa wanita yang sudah mempunyai anak tidak ingin bekerja di luar negeri sebagai penghalang utama (45%). Sementara 30% menyebut pola pikir tradisional bahwa penugasan internasional dihubung-hubungkan dengan pria sebagai penghambat," ujarnya.

Ia menyebutkan mitos lain yang lazim dianut adalah bahwa wanita lebih pilih-pilih dibandingkan pria soal negara yang menjadi tujuan penugasan. Namun, survei PwC menunjukkan 32% wanita dari sektor jasa keuangan siap untuk ditugaskan ke mana saja dibandingkan dengan 44% pria.

"Meskipun beberapa wilayah memang kurang menarik dibandingkan dengan yang lain. 43% wanita enggan ditugaskan ke Afrika, misalnya, para pria dengan jumlah yang sama juga tidak akan pernah membertimbangkan wilayah ini sebagai lokasi penugasan," paparnya.

Disampaikan, 42% wanita mengatakan perusahaan mereka tidak memiliki pandangan jelas karyawan mana yang bersedia untuk mobile dalam skala internasional, sementara hanya 13% wanita yang mengatakan pemberi kerja mereka memiliki program penugasan internasional yang memosisikan penugasan internasional tersebut sebagai bagian inti rencana karir/pengembangan seorang karyawan.

Perusahaan jasa keuangan memilih seseorang untuk ditugaskan dari sekelompok SDM yang lebih sempit dari yang seharusnya. Terlebih, kurangnya transparansi dalam hal peluang mobilitas akan semakin menghambat keikutsertaan kelompok SDM yang kurang terwakili, termasuk wanita," terangnya.

Sementara itu, Financial Services Assurance Partner PwC Indonesia Lucy Suhenda mengatakan bahwa di PwC Indonesia, baik pria maupun wanita diberikan peluang yang sama untuk mendapatkan pengalaman internasional. Penugasan internasional ini memberikan wawasan dan membentuk pola pikir global serta karakter yang diperlukan untuk menjadi pemimpin di era globalisasi industri jasa keuangan.

"Keluarga dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi para wanita profesional dalam menerima penugasan internasional. Saya mengalaminya selama penugasan internasional saya ke Australia dan India. Dalam hal ini dukungan dari keluarga sangat diperlukan. Oleh karena itu, penugasan jangka pendek atau penugasan berbasis proyek dapat menjadi salah satu alternatif bagi wanita profesional," tukasnya.

Adapun, Financial Services Consulting Partner PwC Indonesia Marina Tusin menambahkan bahwa salah satu tantangan di awal penugasan internasional adalah seberapa cepat seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Pengalaman seseorang dalam menghadapi berbagai hal ini akan mengasah kemampuan dalam berbagai aspek yang akan bermanfaat, baik secara pribadi maupun profesional.

"Pengalaman berinteraksi dengan beragam budaya akan membangun wawasan atau memperluas pandangan seseorang terhadap dunia. Pengalaman tersebut mengajari kita agar lebih toleran, fleksibel, sabar, dan mudah beradaptasi. Keyakinan, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah kita akan semakin terasah. Kita mulai membangun suatu jaringan dengan kolega termasuk dengan pimpinan perusahaan di luar negeri," ungkapnya.

Menurut Terry, terdapat empat prioritas utama untuk memastikan bahwa keberagaman dan mobilitas saling mendukung dan dapat merealisasikan potensi karyawan, yaitu (1) mempromosikan mobilitas sebagai bagian dari ciri khas pengembangan SDM; (2) mematahlan bias dan pandangan klise; (3) jangan hanya terbatas pada manajemen senior dengan sponsorship dari CEO; dan (4) memperluas opsi dan meningkatkan penyerapan.

"Mobilitas internasional adalah prioritas strategis utama, membantu menjembatani celah keahlian, dan mengembangkan pimpinan masa depan. Keberagaman berperan penting dalam hal ini, memperluas kelompok SDM yang dapat diserap untuk populasi mobilitas dan membantu memastikan bahwa jalur eksekutif mencerminkan basis pelanggan suatu perusahaan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: