Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dilema Generasi Y yang Katanya Liberal dan Canggih

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi lembaga penelitian Resolution Foundation menunjukkan generasi millennial menjadi generasi pertama yang berpenghasilan lebih kecil dibanding generasi pendahulunya.

Resolution Foundation menemukan bahwa pendapatan anak muda di bawah usia 35 tahun per tahunnya hanya sekitar £ 8.000, lebih sedikit dibanding para pekerja generasi X ketika mereka berusia 20 tahunan. Jika pendapatan generasi millennial mengikuti jejak yang sama dengan generasi X, pendapatan rata-rata karir mereka seharusnya akan mencapai £ 825.000.

Hasil studi tersebut membuat generasi millennial menjadi generasi pertama yang berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya sepanjang perjalanan karir mereka.

Bahkan jika pendapatan kaum millennial meningkat drastis seperti generasi baby boomer, yakni generasi orang tua mereka yang lahir setelah Perang Dunia II, pendapatan sepanjang karir mereka hanya akan berkisar £ 890.000, menurut lembaga tersebut.

Jumlah itu hanya 7 persen lebih besar dari generasi X, yang lahir antara tahun 1966 dan 1980, dan hanya sepertiga dari peningkatan gaji yang dinikmati generasi X dari generasi baby boomers.

Resolution Foundation juga memperingatkan bahwa resesi pasca-Brexit dapat semakin mengurangi pendapatan kaum millennial.

"Kita terlalu menganggap biasa jika setiap generasi akan lebih baik dibandingkan sebelumnya, menghasilkan lebih banyak dan menikmati standar hidup yang lebih tinggi. Namun pendekatan seperti itu beresiko terlalu berpuas diri melihat realita beberapa tahun terakhir dan prospek masa depan," kata Torsten Bell, direktur Resolution Foundation, sebagaimana dikutip BBC di Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Penelitian ini muncul ketika PM Theresa May mengingatkan perbedaan yang semakin besar antara ‘generasi tua yang lebih makmur dengan generasi muda yang berjuang keras.

Lembaga think tank tersebut telah meluncurkan sebuah komisi untuk mengeksplorasi ketimpangan dan kesenjangan antar-generasi. Komisi tersebut diluncurkan dalam sebuah acara di London pada Senin (18/7/2016) yang dihadiri oleh CEO Resolution Foundation David Willetts, Sekjen TUC Frances O'Grady, dan Direktur Jenderal CBI Carolyn Fairbairn.

Lembaga itu menemukan bahwa kaum millennial membayar sewa £ 44.000 lebih besar ketika mereka mencapai usia 30 tahun dibandingkan generasi baby boomers, dan £ 25.000 lebih besar dibandingkan generasi X. Lembaga tersebut juga berkata, pengeluaran ekstra untuk sewa rumah berakibat mengurangi standar hidup kaum muda sehingga mempersulit mereka untuk membeli rumah.

Istilah millennial pertama kali dipakai oleh Wiliam Strauss dan Neil Howe dalam buku berjudul, Generations: The History of American Future, 1584 to 2069, yang diterbitkan pada 1991. Menurut Wiliam Strauss dan Neil Howe, generasi Y merupakan generasi yang istimewa.

Dalam buku berjudul The Fourth Turning, yang ditulis pada 1997, mereka berpendapat sejarah modern akan selalu berulang sendiri pada empat siklus sosial dan setiap siklus memakan waktu kurang lebih 80 sampai 100 tahun.

Selain itu, dalam Digital Culture and Religion in Asia, Sam Han dan Kamaludeen Nasir menyebutkan generasi Y lebih liberal dari generasi sebelumnya. Generasi ini bisa berpindah pekerjaan karena merasa tidak sesuai dengan jiwa mereka.

Dalam hiruk-pikuk politik, generasi ini banyak berperan, misalnya revolusi Timur Tengah, atau yang dikenal dengan Arab Spring yang bermula dari mobilisasi melalui Facebook dari para pemuda belia. Sementara, di Tiongkok Joshua Wong yang masih berumur 17 tahun berhasil memobilisasi 120.000 orang menentang kurikulum yang berbau komunis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: