Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Sentral Eropa Pertahankan Suku Bunga Acuan Nol Persen

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan bahwa pasar keuangan Eropa telah dilanda ketidakpastian yang disebabkan oleh keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa. Kendati demikian, pasar telah menampilkan "keberanian dan ketahanan".

Dalam pertemuan pertama sejak keputusan Brexit, ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0 persen. Sementara, suku bunga deposito bank juga dipertahankan pada level terendah dalam sejarah yakni minus 0,4 persen. Namun, Draghi mengisyaratkan bahwa ECB siap, bersedia dan mampu bertindak untuk meningkatkan perekonomian Eropa jika diperlukan.

Suku bunga negatif diterapkan dengan tujuan mendorong bank untuk meminjamkan uang, serta membayar ECB untuk menyimpan uang mereka. Beberapa negara di dunia menerapkan suku bunga acuan negatif. Bahkan, para analis memperkirakan akan banyak negara maju lainnya yang bakal menerapkan suku bunga negatif.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde turut menilai suku bunga negatif baik untuk ekonomi global karena dapat menangkal deflasi.

"Dalam beberapa bulan mendatang, ketika kita telah memiliki informasi lebih lanjut, kita akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menilai kembali kondisi ekonomi makro," kata Draghi, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (22/7/2016).

"Jika diperlukan, untuk mencapai tujuan, dewan pemerintahan akan bertindak dengan menggunakan semua instrumen yang tersedia," tambahnya.

Menjelang referendum Brexit, Draghi berspekulasi bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa dapat memangkas pertumbuhan zona euro antara 0,2 persen hingga 0,5 persen dalam tiga tahun.

Draghi juga memperkirakan bahwa inflasi akan tetap rendah dalam beberapa bulan mendatang, sekitar 0,1 persen pada bulan Juni, sebelum naik pada akhir tahun ini. Namun, pada hari Kamis ia mengatakan bahwa prediksi tersebut akan tergantung pada negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa dan hasil pembicaraan mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: