Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinar Mas Group Dukung Penuh Kebijakan Tax Amnesty

Warta Ekonomi, Jakarta -

Sinar Mas Group menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah mengenai pengampunan pajak (tax amnesty). Pasalnya, program akan membuat para wajib pajak yang selama ini menyimpan dananya di sejumlah bank di luar negeri bersedia membawa uangnya ke Indonesia tersebut sangat baik diterapkan di Indonesia.

"Program tax amnesty ini dampaknya sangat positif sehingga kita (Sinar Mas Group) mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan program tax amnesty," kata Managing Director Sinar Mas Group, Gandhi Sulistiyanto, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gandhi mengatakan Sinar mas adalah salah satu perusahaan group konglomerasi di Indonesia yang memiliki gate way (pintu masuk) paling lengkap untuk tax amnesty, kalau di BUMN hanya Bank Mandiri.

"Sinar Mas Group itu lengkap, ada sekuritasnya dan aset manajemen, bank dan lain-lain sebagainya. Itu semua menjadikan bagian dari gate way dana daripada hasil tax amnesty tersebut. Dan oleh karenanya, kita merupakan satu di antara grup konglomerasi yang telah diapresiasi oleh pemerintah," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Suhendra Wiriadinata, Direktur Sinar Mas menambahkan, program tax amnesty ini sangat baik bagi bangsa Indonesia dan keberhasilan program ini juga tentunya tergantung dari kita semua.

Menurut Suhendra, jika dilihat dari seluruh aturan yang ada di dalam program tax amnesty ini adalah sesuatu yang sangat baik karena selain nilai tebusan yang sangat murah antara 2%-5%, ada hal-hal lain yang sungguh-sungguh bermanfaat bagi kita.

"Kalau saja uang itu dibawa ke Indonesia, misal kita bayar saja 2%, kemudian kita taruh saja uang itu di SUN yang bunganya 8%, kan ada selisih (keuntungan) 6%.Tapi, di situ bapak bisa plong dan itu menurut saya menguntungkan," ucapnya.

"Saya berharap sih program ini berjalan. Namun, kalau ada negara yang gagal menerapkan program ini, saya rasa itu karena negara tersebut mungut pajaknya besar atau sekitar 10%. Tapi, kalau kita kan kecil hanya 2%," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: