Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

UC Browser: Aplikasi Mobile Jadi Jembatan Konsumsi Konten

Warta Ekonomi, Jakarta -

Internet mobile telah mendigitalisasi kehidupan kita dan telah mengubah tingkah laku dan kebiasaan online kita selama satu dekade belakangan ini. Berawal dari kegiatan mencari situs, yang menciptakan konsep “situs tujuan” dan panggilan cepat, menjadi konsumsi konten yang relevan sesuai dengan ketertarikan di mana dan kapan kita berada. Kebiasaan kita menjelajah internet yang selalu berubah-ubah tidak saja mendefinisi ulang konsep mobile browsing tapi juga mentransformasikan aplikasi peramban mobil menjadi jembatan menuju konsumsi konten, seperti yang dipertegas oleh UC Browser baru-baru ini dengan membuat perubahan di UC Browser sendiri yang disesuaikan dengan masing-masing pasar di dunia sebagai sebuah contoh.

Di masa awal ketika banyak orang mulai menggunakan telepon selular mereka untuk mengakses internet, jaringan masih lambat dan telepon selular masih kurang pintar. Pada masa itu, kebanyakan aplikasi peramban hanya memiliki fungsi sebagai alat untuk mengakses situs saja.

Sementara itu, kebanyakan situs tidak secanggih seperti sekarang dan kontennya masih belum sekaya sekarang. UC Browser saat itu terlahir dengan teknologi berbasis komputasi awan di arsitektur browser-server, setelah dikembangkan selama 9 bulan oleh tim yang dipimpin oleh He Xiaopeng, salah satu pendiri UCWeb.

Sebagai perusahaan pertama yang menggunakan teknologi berbasis komputasi awan, termasuk di dalamnya kompresi data, akselerasi awan, Pause-and-Resume Download, dan lain-lain, UC Browser adalah solusi yang sempurna untuk kondisi di mana hanya tersedia jaringan yang belum memenuhi standar dan hampir tidak adanya aplikasi dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh feature phone.

Selain dari evolusi dari perangkat mobil bersama dengan infrastruktur broadband yang membaik, yang lalu menjadi sebuah katalis dari perubahan dalam kebiasaan konsumsi internet di mobile, adalah fakta bahwa pengguna internet memiliki tuntutan yang berbeda dari satu negara ke negara lain. 

Konten lokal tidak hanya mencakup penyediaan dukungan multilingual. Penggunaan strategi glocal menuntut UC Browser untuk tidak hanya menyediakan layanan lokal seperti navigasi situs tapi juga harus menyediakan konten yang dapat melayani pasar luar negeri yang spesifik. Contohnya Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara.     

“Peningkatan konsumsi konten di mobile menduduki peringkat tertinggi di tren dari bagaimana industri mobile internet telah berubah,” kata Xiapeng dalam keteranga tertulis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Minggu (31/7/2016).          

Di tahun 2014, kebanyakan orang Indonesia menjelajah internet melalui aplikasi peramban mobile, dengan itu UC Browser menyediakan fitur navigasi situs berkategori langsung di halaman utama untuk memudahkan akses menuju situs yang popular dan terpercaya. Memasuki tahun 2015, UC Browser menemukan bahwa orang Indonesia mulai menggunakan fitur peramban mobile untuk mencari konten, contohnya skor bola, selain situs.

Oleh dari itu, fitur folder situs diperkenalkan ke UC Browser, sebuah fitur yang memampukan kebebasan para pengguna untuk membaca atau melewatkan konten dengan memperbesar atau mengecilkan konten yang terpampang. 

Ia menambahkan, “Kami harus tetap mengikuti tren ini dan tidak boleh membatasi UC Browser hanya di pasar mobile browser yang semakin ramai, seperti halnya Facebook juga tidak membatasi dirinya hanya sebagai alat komunikasi sosial. Kami perlu menjadi lebih dari sekedar sebuah aplikasi peramban, bahkan sampai meredefinisikan aplikasi peramban dengan mengubah UC Browser sebuah jembatan menuju mobile internet menjadi lebih spesifik lagi jembatan menuju konsumsi konten bagi pengguna kami yang berjumlah besar.” ungkapnya.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: