Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

15.000 Masyarakat Bengkulu Sudah Gunakan Uang Elektronik

Warta Ekonomi, Bengkulu -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sebanyak 15.000 masyarakat Provinsi Bengkulu telah beralih menggunakan uang elektronik.

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Yan Syafri di Bengkulu, Selasa (2/8/2016), mengatakan, 15.000 masyarakat pengguna tersebut didata sebagai nasabah laku pandai atau layanan digital perbankan (LKD).

"Pengguna uang elektronik yang bisa kita data baru pengguna layanan laku pandai atau layanan keuangan digital perbankan," kata dia.

Laku pandai atau layanan keuangan digital merupakan layanan perbankan yang tidak mengharuskan nasabah datang ke kantor cabang bank terdekat untuk memanfaatkan jasa perbankan serta tidak harus memiliki nomor rekening tabungan.

"Jadi mereka bisa menikmati jasa perbankan hanya melalui agen laku pandai atau LKD yang resmi ditunjuk bank. Sebagian bank menggunakan nama laku pandai sebagian LKD," kata dia lagi.

Pengguna dua layanan tersebut bertujuan untuk membiasakan masyarakat kenal dengan perbankan dan mengajak nasabah untuk beralih menggunakan uang elektronik daripada uang kartal.

"Jadi mereka menabung, nanti pada telepon genggam yang didaftarkan nasabah, atau kartu laku pandai akan dimasukkan deposito sesuai uang yang ditabungkan," katanya.

Deposito uang tersebut bisa dimanfaatkan untuk layanan transfer, tarik tunai maupun berbagai pembayaran termasuk belanja kebutuhan sehari-hari.

"Kita akui penggunaan uang elektronik di Bengkulu belum terlalu maksimal, penggunaannya baru sebatas pembayaran tagihan listrik, pulsa serta transfer saja, sementara penggunaan uang elektronik ini aplikasinya luas sekali," katanya.

Penggunaan tersebut belum maksimal akibat minimnya infrastruktur pendukung layanan, bahkan tidak hanya di kabupaten, bahkan di ibu kota Provinsi Bengkulu sekali pun.

"Jadi para pemilik usaha, toko kelontong, kuliner, restoran dan pusat-pusat perekonomian lainnya masih menggunakan pembayaran tunai, jadi masyarakat pengguna uang elektronik jadi terbatas penggunaannya," ujar Yan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: