Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan Ralph Lauren dan Michael Kors Melemah di AS

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua merek fashion mewah Amerika Serikat (AS) Michael Kors Holdings Ltd dan Ralph Lauren Corp melaporkan penurunan penjualan akibat berkurangnya pelanggan yang mengunjungi pusat perbelanjaan serta menguatnya nilai dolar yang menyebabkan berkurangnya jumlah wisatawan.

Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (10/8/2016), Ralph Lauren melaporkan penurunan pada pendapatan bersih sebesar 4 persen menjadi US$1,6 miliar di kuartal pertama menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sebesar US$22 juta.

Sementara, pendapatan kuartalan Michael Kors naik tipis sebesar 0,2 persen menjadi US$987,9 juta, namun penjualan di gerai yang telah dibuka lebih dari satu tahun turun sebesar 7,4 persen. Selain itu, Michael Kors membukukan penurunan laba kuartalan sebesar 15,7 persen menjadi US$146,3 juta.

Hakon Helgesen, analis ritel di Conlumino, mengatakan merek mewah-merek seperti Ralph Lauren harus berfokus pada toko-toko kelas atas seperti Nordstrom dan Neiman Marcus.

CEO Ralph Lauren Stefan Larsson mengatakan perusahaan telah membuat kemajuan yang baik dengan rencana restrukturisasi.

Awal tahun ini, ia mengumumkan rencana untuk merampingkan bisnis dengan menutup toko dan memangkas 8 persen dari tenaga kerjanya dengan tujuan menghasilkan penghematan tahunan antara US$ 180 juta hingga US$ 220 juta. Namun, meski melaporkan pendapatan yang lebih rendah, saham Ralph Lauren melonjak 10 persen di perdagangan pagi.

Sementara itu, CEO Michael Kors John Idol mengatakan kemajuan di sepanjang kuartal telah "diredam" oleh penurunan pelanggan di pusat perbelanjaan dan penurunan pariwisata di beberapa kota di Amerika.

Saat ini banyak pusat perbelanjaan yang menawarkan diskon untuk membantu menarik pelanggan yang kini beralih ke internet untuk melakukan pembelian. Namun, perusahaan mengatakan penjualan yang lebih tinggi di Eropa dan Asia membantu untuk mengimbangi lemahnya perdagangan di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: