Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BSI Pastikan Tak Ada Jagung Gagal Panen

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Suksesindo (BSI) memastikan bahwa di sekitar areal lokasi penambangan emas di Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggarahan tidak terdapat areal lahan jagung seluas 300 hektar yang gagal panen.

Penegasan ini disampaikan External Relation PT BSI, Bambang Wijonarko, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (26/8/2016), menanggapi tuduhan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang adanya petani gagal panen akibat terendam banjir terkait aktivitas pertambangan di Tumpang Pitu.

"Silakan dicek dan ditunjukkan lahan dan petani jagung di daerah mana di sekitar tambang kami yang gagal panen. Kami terbuka jika memang ada fakta seperti itu," katanya.

Bambang menjelaskan, setelah mendengar adanya informasi mengenai 300 hektar lahan petani jagung gagal panen, perusahaan langsung melakukan pengecekan ke sekitar wilayah tambang.

Hasilnya, ternyata tidak ditemukan adanya lahan jagung seluas 300 hektar yang terendam banjir dan gagal panen tersebut.

"Daerah di sekitar kami beroperasi adalah daerah landai. Setiap tahun, secara alami daerah-daerah tersebut tergenang air pada saat musim hujan. Para petani yang sebagian besar merupakan pesanggem, yang dekat daerah kami, memanfaatkan lahan negara di daerah itu untuk bercocok tanam," ujarnya.

Bambang juga mengungkapkan bahwa banjir yang sempat melanda Sungai Katak dan membuat kekeruhan di wilayah Pantai Merah, Banyuwangi, merupakan dampak tingginya intensitas hujan di hulu sungai dan wilayah Pulau Merah.

Dia juga menegaskan pada 13 Agustus 2016 di wilayah Sungai Katak dan Pulau Merah tidak terjadi banjir lumpur.

Namun akibat tingginya curah hujan selama empat hari berturut-turut, mulai dari tanggal 9-12 Agustus mencapai 225 mm, membuat limpahan air dari wilayah hulu menggerus tanah di sepanjang Sungai Katak dan membuat keruh.

Ia menyebut, tahun ini sangat anomali jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena sesuai data BSI, pada Agustus curah hujan cenderung rendah. Pada 2015, curah hujan di Pulau Merah hanya 5.0 mm dan Sungai Katak 9.0 mm.

"Bisa dibayangkan, dengan curah hujan hampir 55 kali lipat dibandingkan kondisi biasa, intensitas air di Pulau Merah dan Sungai Katak menjadi luar biasa. Apalagi hujan dengan intensitas tinggi itu turun empat hari terus menerus," tambahnya.

Ikuti aturan PT BSI, lanjut Bambang, dalam menjalankan kegiatan penambangan selalu mengikuti telah aturan dan amdal yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Ia memberikan contoh saat melakukan peledakan pertama pada April 2016, BSI mengundang sejumlah pemangku kepentingan untuk melihat situasi dan akibat yang terjadi setelah peledakan.

"Hasilnya juga sangat baik karena berjalan sesuai dengan rencana yang disusun," katanya.

Ia menambahkan, saat ini perseroan baru proses kontruksi dan belum produksi. Produksi ditargetkan mulai akhir Desember 2016 atau awal 2017. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: