Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MEA jadi Peluang Arsitektur Berkarya Lintas Negara

Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku sejak akhir 2015 membuka peluang lapangan pekerjaan baru dan semakin memperluas kesempatan bagi arsitek-arsitek handal Indonesia untuk berkarya lintas negara, ujar praktisi arsitektur senior, Cosmas Gozali.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (14/9/2016), dia mengatakan ada sekitar 50 ribu lulusan arsitektur di Indonesia setiap tahun, tapi hanya 15-20 persen saja yang bergelut sesuai bidang tersebut.

Selebihnya berkarier di bidang lain seperti sektor perbankan dan wirausaha. "Jenjang karier di luar arsitek dirasa lebih menjanjikan dan cepat tumbuh. Sedangkan arsitek butuh waktu paling sedikit 10 tahun untuk mencapai posisi puncak karier," kata Cosmas.

Padahal, tambahnya, di antara sepuluh negara anggota ASEAN, Indonesia merupakan negara yang paling menarik bagi pengembangan jasa dan industri arsitektur.

Menurut dia, inovasi, pengetahuan teknis, regulasi, kontrak kerja, dan manajemen waktu yang baik dari seorang arsitek merupakan modal utama dalam mencapai karier yang sukses di bidang arsitektur.

Cosmas menjelaskan dalam merekrut tenaga kerja, biro arsitektur melihat beberapa hal dalam diri seorang arsitektur seperti kemauan keras, kerja keras, loyalitas, kepandaian dan kreatifitas.

Dalam ketentuan "Mutual Recognition Arrangement" (MRA) yakni perjanjian antar dua negara atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan yang di dalamnya mengatur kepentingan masing-masing negara mengenai suatu hal, ada delapan jenis profesi yang harus memiliki sertifikasi khusus dan berlaku di seluruh negara anggota ASEAN.

Delapan profesi tersebut adalah insinyur, arsitek, tenaga pariwisata, akuntan, dokter gigi, tenaga survei, praktisi medis, dan perawat.

Pedoman standar jasa arsitek ASEAN yang diprakarsai sejak penetapan MRA pada kuartal keempat 2007 terdiri atas empat fokus perhatian.

Pertama, memfasilitasi mobilitas arsitek seluruh negara anggota. Kedua, pertukaran informasi guna mendorong proses adopsi standar praktik terbaik pendidikan arsitektur. Ketiga, melakukan semangat kerjasama ASEAN yang menekankan distribusi sumber daya manusia yang berkeadilan. Keempat, mendorong timbal balik jasa arsitek, menyusun standar, dan berkomitmen melakukan transfer teknologi. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: