EU-ASEAN dapat Berbagi Solusi Atasi Migran

Uni Eropa (EU) dan ASEAN dapat berbagi solusi dan pengalaman untuk mengatasi masalah migran, kata Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Francisco Fontan.

"Saya pikir kita dapat menggunakan bantuan dari semua kawasan, masalah ini merupakan masalah global. Untuk mengatasi masalah seperti ini kita dapat minta bantuan ke negara tetangga," ujar Fontan di Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Menurut dia, EU dan ASEAN dapat belajar dari pengalaman masing-masing, apalagi migran merupakan masalah global yang terjadi di semua kawasan.

Semua kawasan, katanya, mengatasi fenomena itu dengan cara yang berbeda, contohnya di Eropa cari mengatasinya ada di level EU.

Meski pengambilan kebijakan berada di level EU, dampaknya untuk masing-masing negara anggota dapat berbeda dan memungkinkan adanya pendekatan secara bilateral.

Namun, Fontan mengatakan hingga kini masalah migran belum masuk dalam hal yang dibahas dua organisasi kawasan itu.

"Masalah dan krisis migrasi bukan salah satu yang dibahas. Saya rasa ASEAN juga dapat melihat kami dapat belajar dari pengalaman masing-masing," tutur dia.

Sejumlah negara EU menerima imigran yang lari dari Timur Tengah, Afrika dan wilayah lain. Jerman yang menerapkan kebijakan membuka pintu seluas-luasnya untuk migran pada tahun ini telah menerima 300 ribu orang pengungsi.

Secara luas diketahui bahwa sekitar 1,1 juta orang memasuki pusat ekonomi Eropa terbesar itu pada 2015, setelah mereka melarikan diri dari daerah perang dan kemiskinan yang melanda negeri asalnya.

Sejumlah pihak menuding kebijakan Jerman untuk membuka pintu bagi masuknya imigran telah menyebabkan kekacauan bagi Eropa. Salah satu dampak yang telah terjadi adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa. (Ant)