Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gapensi Tagih Janji Pemerintah Soal Skema KUR Konstruksi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) mendesak pemerintah untuk dapat segera merealisasikan skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna pengembangan sektor konstruksi di Tanah Air.

"Dulu pemerintah punya gagasan bikin skema KUR konstruksi dengan bunga yang terjangkau atau 'single digit'. Kalau bisa segera direalisasikan," kata Sekretaris Jenderal Gapnesi Andi Rukman Karumpa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (18/9/2016).

Pasalnya, menurut Andi, skema pembiayaan KUR di sektor konstruksi sangat penting untuk membantu pelaksana konstruksi berskala kecil yang terbebani bunga bank yang sangat tinggi.

Dia berpendapat dengan bunga bank yang sangat tinggi saat ini, pelaksana konstruksi lokal akan susah bersaing dengan pelaksana konstruksi dari luar yang membawa dana dengan bunga bank mereka di bawah lima persen.

"Sedangkan kita disini di atas 15 persen, daya saing kita melemah, utamanya yang UKM," katanya.

Ia mengatakan pemerintah tidak perlu menyediakan pagu anggaran khusus untuk menyubsidi bunga KUR konstruksi. Sekjen Gapensi mengemukakan pemerintah cukup memasukkan usaha konstruksi masuk dalam sektor usaha penerima KUR yang selama ini telah berjalan dengan beberapa bank berbunga 9 persen.

Sementara itu, realisasi penyaluran KUR yakni sebesar Rp 58,78 triliun per 31 Juli 2016. Jumlah itu mencapai 53,82 persen dari target Rp 109,21 triliun. Realisasi paling besar yakni KUR mikro, yakni mencapai Rp 39,61 triliun atau 56,65 persen dari target.

Sebelumnya, perusahaan konsultan manajemen properti Grahamandiri Manajemen Terpadu (GMT) mengatakan berbagai pihak perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam sektor konstruksi untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur.

"Kami harapkan gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa diimbangi pula dengan banyaknya SDM konstruksi yang berkualitas," kata Direktur Program GMT Institute Eko Tjahjowati.

Menurut Eko Tjahjowati, dengan berkembangnya konstruksi di Indonesia, peran pengelola proyek dinilai sangat penting dalam proses pembangunan sebuah konstruksi yang efisien dan tepat waktu. Hal itu, ujar dia, antara lain ditentukan oleh kualitas dari seorang quantity surveyor (QS).

Dengan demikian, lanjutnya, profesi QS di saat mendatang sangat prospektif sejalan dengan program pemerintah di mana infrastruktur menjadi salah satu fokusnya. (Ant)

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: