Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinsos DIY: Logistik Aman untuk Hadapi Musim Hujan

Dinsos DIY: Logistik Aman untuk Hadapi Musim Hujan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan persediaan logistik aman menghadapi musim hujan yang dikhawatirkan berdampak pada bencana banjir dan longsor.

"Stok makanan siap saji, makanan anak, pakaian, selimut serta kebutuhan primer lainnya semua siap," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi di Yogyakarta, Kamis (13/10/2016).

Menurut Untung, penyediaan logistik serta sarana lain yang dibutuhkan masyarakat menghadapi bencana juga disertai dengan menjaga kualitas barang yang akan disalurkan. "Terkait dengan tanggal kedaluwarsa selalu kami lakukan pengecekan. Minimal 2 bulan sebelum kedaluwarsa barang harus sudah keluar (disalurkan)," kata dia.

Menurut dia, seluruh kebutuhan tersebut dialokasikan melalui dana tanggap darurat yang besarannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan saat terjadi bencana. Hingga saat ini Dinsos DIY juga masih memiliki 50 ton beras yang dititipkan di gudang Bulog Divre DIY.

"Nilainya tidak ada batasan, tergantung pada besar kecilnya (kebutuhan)," katanya.

Ia mengatakan bahwa persediaan logistik di gudang penyimpanan milik Dinsos DIY hanya mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 3 hari.

"Sesuai dengan analisis rawan bencana stok kami masih cukup. Dua hingga 3 hari kami masih bisa terus memasok," kata dia.

Selain menjamin keamanan logistik, menurut Untung, Dinsos DIY juga menyiagakan 1.050 taruna siaga bencana (tagana) yang tersebar di lima kabupaten/kota.

"Untuk desa yang memiliki tingkat kerawanan tinggi, kami tempatkan tiga sampai empat tagana yang akan memberikan pelatihan kesiapsiagaan kepada masyarakat setempat," kata dia.

Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono mengatakan bahwa awal musim hujan di DIY terlihat sejak awal Oktober 2016 dengan indikasi curah hujan telah mencapai lebih dari 50 milimeter per dasarian.

Pada musim hujan tahun ini, menurut dia, masih disertai dengan kemunculan fenomena La Nina dengan katagori sedang. "Akan berpengaruh pada makin tingginya curah hujan. Namun, pengaruhnya tidak terlalu kuat," kata Joko.

Sementara itu, berdasarkan analisis kondisi atmosfer di wilayah DIY terpantau indikasi munculnya cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang mencapai 8 s.d. 25 kilometer per jam.

Ia mengimbau masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, genangan, tanah licin, dan pohon tumbang.

Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencara Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan mencatat setidaknya ada tujuh peristiwa bencana selama memasuki musim hujan sejak awal Oktober 2016.

Bencana itu, antara lain, jalan longsor di Dusun Purwosari, Girimulyol, Kulon Progo; tanah longsor di Dusun Salam dan Dusun Ngoro-Ngoro, serta banjir sungai bawah tanah Gua Pindul di Gunung Kidul; pohon tumbang di Dusun Catur harjo dan Catur Tunggal, Sleman; serta talud longsor Sungai Winongo, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. "Skala bencananya kecil dan terjadi secara sporadis," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: