Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

HSBC dan PSF Dorong Para Dosen Jadi Agen Literasi Keuangan

HSBC dan PSF Dorong Para Dosen Jadi Agen Literasi Keuangan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) mendukung pembentukan Association of Lectures for Financial and Economic Development (ALFED), sebuah asosiasi yang menjadi wadah bagi para dosen di seluruh Indonesia untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi di daerah masing-masing.

ALFED terbentuk sebagai salah satu strategi dari kerja sama jangka panjang antara HSBC dan PSF yang bertujuan untuk meningkatkan literasi perbankan dan keuangan. Diharapkan asosiasi ini dapat memberikan solusi dari berbagai tantangan edukasi keuangan di setiap daerahnya masing-masing.

"Dengan keberadaan ALFED, kami berharap dapat mengidentifikasi secara tepat tantangan dan kebutuhan setiap daerah terhadap keuangan dan perbankan, sehingga proses edukasi akan tepat sasaran," ujar Senior Vice President and Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko di Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Dengan demikian, tambah dia, dosen bisa menjadi agen perubahan dan setiap daerah dapat tumbuh sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, sehingga menguntungkan masyarakat.

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., selaku Ketua Dewan Pertimbangan Presiden turut hadir untuk membuka kegiatan hari ini dengan menyampaikan sambutan mengenai pentingnya peran dosen dalam pengembangan sektor keuangan dan ekonomi.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi terbuka bersama Toto Zurianto, Kepala Departemen Learning and Assessment Center OJK Institute, Steven Suryana, Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia, dan selaku perwakilan ALFED.

Sementara itu Kepala Departemen Learning and Assessment Center OJK Institute Toto Zurianto mengharapkan kehadiran ALFED bisa menghidupkan usaha-usaha pertumbuhan ekonomi dan keuangan di daerah.

"Pengembangan edukasi keuangan yang optimal dapat terjadi dengan adanya sinkronisasi antara pemerintah, NGO, asosiasi, para pendidik, juga pihak swasta melalui penyelenggaraan program yang saling mendukung. Hal ini tentu akan membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat, daripada program yang berdiri sendiri-sendiri," ujar Toto yang ikut hadir dalam peluncuran ALFED.

Selain bisa mendorong lahirnya agen-agen perubahan yang diawali oleh para dosen, ALFED juga diharapkan bisa menjadi media berbagi pengetahuan (knowledge transfer) bagi setiap anggota.

"Selama ini, belum ada medium yang dapat mempertemukan para dosen dari seluruh Indonesia untuk membahas pemikiran, berbagi kisah sukses, ataupun tantangan edukasi keuangan yang mereka temui di setiap daerah. Sejumlah program community development yang telah diselenggarakan anggota ALFED pada tahun ini akan menjadi studi kasus awal dan akan terus dikembangkan dari tahun ke tahun," ujar Ketua Umum ALFED yang juga dosen di Sampoerna University Bambang Setiono Ph.D.

Sekadar catatan, Hasil survei dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menilai, literasi keuangan Indonesia hanya sebesar 21,84 persen. Jumlah itu tergolong rendah dibandingkan Singapura sebesar 96 persen, Malaysia sebesar 81 persen, dan Thailand 78 persen. Oleh sebab itu, edukasi keuangan secara massif amat diperlukan tidak hanya dari regulator tapi juga lembaga keuangan dan institusi terkait.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: