Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Umumkan Rencana Akuisisi LivingSocial, Saham Groupon Anjlok

Oleh: ,

Umumkan Rencana Akuisisi LivingSocial, Saham Groupon Anjlok Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situs penawaran diskon Groupon mengumumkan rencana akuisisi rivalnya LivingSocial. Tak disebutkan nilai akuisisi tersebut, namun valuasi LivingSocial mencapai US$4,5 miliar. Kabarnya, akuisisi tersebut akan mengakhiri kejatuhan bisnis LivingSocial.

Mengutip CNBC di Jakarta, Senin?(31/10/2016), CEO Groupon Rich Williams meyakini akuisisi tersebut dapat memperluas basis pelanggan Groupon dan LivingSocial. Tercatat hingga kuartal ketiga tahun ini, Groupon memiliki 1,2 juta pelanggan aktif.

Sinergi kedua perusahaan tersebut diharapkan dapat membawa bisnis jasa diskon lebih bergairah. Apalagi, LivingSocial telah mengubah strategi bisnisnya dengan melibatkan diskon kartu kredit di restoran. Saham Groupon merosot lebih dari 22 persen pada Kamis setelah perusahaan mengumumkan hasil kinerja kuartal ketiga serta mengumumkan rencana akuisisi LivingSocial.

Groupon mengatakan telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi seluruh saham yang beredar (outstanding shares) dari LivingSocial. Kesepakatan tersebut diharapkan akan selesai pada awal November.

Situs e-commerce asal Amerika tersebut membukukan kerugian sebesar satu sen per saham dan pendapatan sebesar US$720 juta, sejalan dengan perkiraan analis. Sedangkan Wall Street memprediksi perusahaan membukukan pendapatan sebesar US$710 juta. Meski mengalami penurunan di hari Kamis, saham Groupon naik lebih dari 33 persen sepanjang tahun 2016.

Kedua perusahaan itu memang tengah kesulitan mendapatkan pelanggan baru. Amazon pernah menginvestasikan US$ 175 juta di LivingSocial pada tahun 2010. Namun kemudian menarik kembali investasinya senilai US$ 169 juta pada tahun 2012 akibat turunnya permintaan.

Sementara Groupon saat ini tengah melakukan restrukturisasi dengan memangkas jumlah stafnya. Groupon menghentikan layanan bisnis di 11 negara dan memilih fokus di 15 negara. Williams mengatakan, divestasi anak usaha masih akan dilakukan sampai tahun depan.

Sekitar dua pertiga pendapatan Groupon tahun 2015 berasal dari Amerika Utara. Sisanya dari Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: