Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nielsen: Pengguna Dengarkan Radio Via Mobile

Nielsen: Pengguna Dengarkan Radio Via Mobile Kredit Foto: Nielsen Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal yaitu mobile phone. Tak dapat dipungkiri bahwa ini menjadikan internet adalah media yang mudah diakses kapan saja dan di mana saja, namun kenyataannya internet tidak lantas mengambil alih peran radio dari para pendengarnya. Media Radio lebih menyasar pada para pendengar lokal dan bersaing sangat ketat dengan internet.

Di beberapa kota, seperti Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, Makassar dan Palembang bahkan penggunaan radio melampaui internet. Radio masih dianggap sebagai media berbasis komunitas, sehingga pesan komunikasi yang tersampaikan melalui radio biasanya disesuaikan dengan pendengar yang lebih spesifik dan dirancang khusus untuk dapat menyesuaikan kebutuhan penduduk di kota-kota tertentu. Radio dan internet pun dapat saling melengkapi karena para pendengar radio ini juga mengakses internet, sehingga internet dapat menjadi platform bagi radio untuk menjangkau mereka.

Temuan Nielsen Radio Audio Measurement kuartal ini menunjukkan bahwa tingkat penetrasi Radio pada konsumen, tertinggi berada di kota Palembang dengan 97 persen, disusul oleh pendengar di kota Makassar dengan 60 persen, Bandung (54%), Banjarmasin (53%) dan Yogyakarta (51%).

Radio tidak lagi didengarkan melalui radio tape saja, tetapi kini perilaku pendengar telah berubah menjadi mengedepankan teknologi dan fleksibelitas dalam mendengarkan radio. Radio kini berangkat menjadi media yang lebih personal bagi masing-masing konsumen. Tiga kota terbesar dari konsumen yang mendengarkan radio dari perangkat mobile mereka berada di kota Makassar (69%), Medan (44%) dan Jakarta (38%).

Rumah masih menjadi tempat utama untuk mendengarkan radio, bagi 96 persen pendengar radio atau sekitar 19 juta orang. Mobil merupakan tempat yang potensial bagi para pendengar radio namun, jumlah pendengar yang mendengarkan radio dari mobil hanya mencapai 1,8 juta orang di kuartal ketiga tahun 2016 ini, dengan 1, 4 juta di antaranya mendengarkan radio di rumah dan di mobil.

Program musik Dangdut masih populer di kalangan Generasi X dan Baby Boomers yang merupakan pendengar dewasa. Selain 41 persen dari Generasi X penikmat musik dangdut juga datang dari Generasi Baby Boomers (31%) dan Silent Generation (13%). Namun di kalangan pendengar radio muda, musik Pop Indo lebih popular dibadndingkan Dangdut. Pada Generasi Z dan Millenials, berturut-turut 49 persen dan 39 persen menyukai musk Pop Indo, sedangkan penikmat program musik dangdut masing-masing sebesar 17 persen dan 33 persen.

Baik program musik Pop Indo dan Dangdut juga memiliki segmen pendengarnya masing-masing dari sisi pekerjaan mereka. Musik Pop Indo menguasai 51 persen pendengar yang merupakan pekerja kantoran, dan 49 persen dari pelajar dan mahasiswa. Sementara pendengar program musik dangdut cenderung berprofesi pengusaha kecil menengarah (43%), ibu rumah tangga (39%) dan pekerja kerah biru (36%).

Seiring dengan durasi mendengarkan radio yang naik, iklan di radio terus meningkat di semester pertama tahun ini dan mencapai puncaknya menjelang bulan Ramadhan pada bulan Mei dan Juni 2016.

Nilai belanja iklan (kotor) terbanyak berasal dari Shell, namun spot terbanyak di radio datang dari Unilever dengan 5,800 spots. Pengiklan terbesar (dalam belanja iklan kotro) di radio pada semester awal 2016 adalah Shell dengan Rp 18 miliar, Unilever Rp 7 miliar, Telkomsel 6 miliar, Tokopedia Rp 5 miliar dan Alfamidi Rp 3 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Leli Nurhidayah
Editor: Leli Nurhidayah

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: