Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengunjuk Rasa Anti-Trump di California Bakar Ban, Pecahkan Kaca Toko

Pengunjuk Rasa Anti-Trump di California Bakar Ban, Pecahkan Kaca Toko Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Unjuk rasa terhadap Donald Trump terjadi di Bay Area, California, Selasa malam (8/11/2016), setelah calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu menang pemilihan presiden, kata saksi dan media setempat.

Pengunjuk rasa membakar gambar Trump, memecahkan kaca jendela depan toko dan membakar tempat sampah serta ban di pusat kota Oakland. Beberapa kilometer dari situ, sejumlah mahasiswa University of California, Barkeley, menggelar unjuk rasa di kampus mereka.

Unjuk rasa juga terjadi di kampus University of California, Davis, saat mahasiswa menutup jalan setelah turun jalan dan meneriakkan semboyan anti-Trump dan "Anda bukan Amerika, kami Amerika", kata kicauan di Twitter.

Seorang pengunjuk rasa di Oakland ditabrak kendaraan setelah menutup jalan raya, kata media.

Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS ke-45 dengan perolehan suara elektoral (electoral votes) jauh di atas perolehan suara elektoral Hillary Clinton.

Kemenangan Trump itu cukup mengejutkan karena banyak lembaga survei justru memprediksi bahwa Hillary Clinton yang akan memenangkan kontes pemilihan presiden AS.

Hal itu karena rata-rata jajak pendapat di AS yang dilakukan lembaga survei profesional dengan metodologi statistik menunjukkan bahwa perolehan suara yang dikumpulkan Donald Trump tertinggal kira-kira sebesar enam persen dari lawannya Hillary Clinton, khususnya sekitar dua pekan sebelum hari H pemilu presiden AS yang jatuh pada 8 November.

Bahkan, menjelang hari H pemilu AS, banyak proyeksi jajak pendapat yang menunjukkan kemenangan bagi Hillary Clinton. Proyeksi tersebut antara lain dikeluarkan oleh New York Times yang memprediksi kemenangan bagi Hillary sebesar 92 persen, FiveThirtyEight 87 persen, dan PredictWise 90 persen.

Namun, hampir tidak ada jajak pendapat atau pun proyeksi hasil pemilu AS yang menunjukkan kemenangan bagi Capres Partai Republik Donald Trump.

Selain itu, Hillary mengungguli perolehan suara Trump sebanyak 15 persen untuk kalangan pemilih awal, beberapa hari menjelang pemilihan presiden AS.

Bahkan, Hillary Clinton juga dinilai unggul dari Trump dalam acara debat calon presiden AS, yang dilakukan tiga kali, yaitu pada 26 September, 9 Oktober, 19 Oktober. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: