Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Empat BUKU dan HSBC Sepakati Perjanjian

Empat BUKU dan HSBC Sepakati Perjanjian Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Empat bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dan Bank HSBC Indonesia menyepakati perjanjian "Global Master Repurchase Agreement (GMRA)" untuk menambah sumber alternatif pendanaan sehingga dapat memperlonggar likuiditas.

Penandatanganan GMRA tersebut disaksikan pihak regulator yakni Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia Nanang Hendarsah di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

"Pengembangan pasar "repurchase agreement" menjadi krusial bagi transmisi kebijakan moneter, dan penting untuk mengurangi hambatan yang menghalangi aliran likuiditas antarperbankan," kata Nanang.

Bank BUKU IV tersebut adalah PT. Bank Mandiri Persero Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, dan PT. Bank Central Asia Tbk.

"Repurchase Agreement" atau Repo merupakan perjanjian jual beli dengan kolateral surat berharga antara perbankan. Pasar Repo tersebut bisa dimanfaatkan bank untuk memperoleh pendanaan, ketika likuiditas di perbankan tersebut sedang ketat.

Selain Pasar Repo, Bank juga sebenarnya bisa meminjam dana dari Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Namun transaksi bank dalam PUAB tidak menggunakan kolateral. Nanang mengatakan BI ingin menggeser transaksi antarbank yang cenderung tidak aman atau tanpa menggunakan kolateral dengan yang transaksi aman menggunakan kolateral.

"Nah tapi BI juga ingin meningkatkan kompetensi Bank. Kita punya 116 bank, yang sangat tersegmentasi. Tidak semua bank memiliki kompetensi yang sama," ujar dia.

Nanang mengatakan dari 116 bank, saat ini baru 73 Bank yang sudah menyepakati GMRA. Itu pun baru 39 bank yang sudah aktif bertransaksi. Adapun kantor cabang bank asing (KCBA) yang sudah menyepakati GMRA sebanyak empat bank dari 10 bank. Namun baru dua bank yang aktif melakukan transaksi.

"Banyak kendalanya memang, ada bank yang belum bertransaksi karena terkendala izin dari direksi mereka. Oleh karena itu, harus dibangun kesadaran tinggi di semua level bahwa pendalaman pasar itu penting," ujar dia.

Volume transaksi Repo di Indonesia saat ini rata-rata Rp1 triliun. Pada September 2016, volume transaksi Repo pernah mencapai Rp4 triliun, saat likuiditas sedang ketat. Adapun nilai "outstanding" (realisasi) Repo saat ini sebesar Rp9,9 triliun, meningkat dari Rp4,6 triliun di Januari 2016 Senior Vice President Treasury Bank Mandiri mengatakan saat ini pihaknya sudah menandatangani GMRA Indonesia dengan 52 Bank terdiri dari 26 BPD, 23 bank lokal dan tiga bank asing. Adapun transaksi GMRA Indonesia yang dilakukan Bank Mandiri hingga September 2016 sebesar Rp 33 triliun.

"Transaksi ini akan membuat pasar keuangan lebih dalam dan tahan terhadap gejolak, sekaligus memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas," kata dia. (Ant).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Leli Nurhidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: