Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Toleransi di Mata Tompi dan Ine Febriyanti

Toleransi di Mata Tompi dan Ine Febriyanti Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagaimana sejumlah tokoh lintas profesi dan lintas generasi mengartikan Indonesia dan segala dinamika bangsanya? Menjawab pertanyaan itu, Forum Komunikasi Indonesia menggelar diskusi bertajuk Bincang Kebangsaan: Indonesia Tanah Air Kita?di mall yang bertempat di Bilangan Senayan pada Senin (14/11/2016).

Dalam acara ini hadir beberapa tokoh lintas profesi seperti penyanyi Tompi, aktris dan dramawan Ine Febriyanti, anggota Komisi II DPR Budiman Sudjatmiko ,dan mantan Kepala Tim Tata Kelola Migas sekaligus dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri.

Dalam topik, empat pembicara tersebut mengurai masalah apa yang tengah dihadapi Indonesia saat ini. Keempat tokoh itu bersepakat bahwa nilai toleransi saat ini penting dihidupkan kembali ke generasi muda Indonesia.

Tompi menyoroti masalah toleransi, bagi penyanyi jazz ini mengartikan toleransi dengan memberikan ruang bagi seseorang untuk menerima segala perbedaan dan menghormati dengan tidak menyentuh hal yang dinilai sensitif bagi orang lain. Dia tak menyangkal apa yang dimaksud menjaga toleransi tersebut contohnya adalah kasus kontroversial yang tengah menjerat Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Penyanyi asal Aceh ini mengaku dalam aksi 4/11 pekan kemarin dia ikut turun dengan alasan agar polemik Surat Al Maidah 51 tidak berkepanjangan dan ditumpangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan momen tersebut.

"Posisi saya ingin masalah ini cepat bereslah dan bagi oknum yang mempunyai misi pribadi segera sadar dan terungkap sehingga kita sebagai umat tidak bingung," kata Tompi di saat diskusi di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Sementara itu, aktris Ine Febriyanti mengartikan toleransi sebagai sikap untuk menjaga nilai kebudayaan Indonesia dengan tidak mudah terkikis oleh kehidupan modern. Dia sendiri mencontohkan kepada anaknya bagaimana nilai toleransi itu ditanamkan dengan contoh sederhana bahwa Indonesia tidak hanya Jakarta, tapi ada juga kehidupan pedesaan yang jauh lebih tua kehidupannya ketimbang kehidupan urban perkotaan.

"Itulah sebabnya terkadang saya ajak anak-anak untuk main ke desa agar mereka tahu artinya kesederhanaan. Dari pemahaman ini nantinya anak juga bakal tau apa arti toleransi," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: