Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

UNICEF: Konflik Ancam Kemajuan Anak di Timur Tengah

UNICEF: Konflik Ancam Kemajuan Anak di Timur Tengah Kredit Foto: Reuters/Abdalrhman Ismail
Warta Ekonomi, New York -

Negara di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara memang telah membuat langkah besar dalam melindungi kesejahteraan dan hak asasi anak-anak sejak lahirnya Dana Anak PBB (UNICEF) 70 tahun lalu.

Namun konflik menyimpan bahaya bisa memutar-balikkan prestasi itu buat 157 juta anak di wilayah tersebut, kata badan PBB itu di Markas Besar PBB pada Senin (12/12/2016).

"(Jika kita) menengok ke 70 tahun pekerjaan UNICEF buat anak adalah sumber kebanggaan besar. Setiap negara di wilayah ini telah mensahkan Konvensi mengenai Hak Asasi Anak, makin sedikit anak yang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun, dan angka pendaftaan sekolah telah meningkat," kata Geert Cappelaere, Direktur Regional UNICEF bagi Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Namun konflik beresiko mengubah prestasi ini buat 157 juta anak di seluruh wilayah ini, sehingga mandat kita untuk melindungi mereka lebih penting dibandingkan sebelumnya," kata Cappelaere di dalam satu pernyataan.

Menurut UNICEF, hampir satu dalam lima anak di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara memerlukan bantuan kemanusiaan segera, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Sementara itu, konflik yang mengandung kekerasan, kemiskinan dan pengungsian menciptakan kondisi menyedihkan yang membuat hampir 29 anak lelaki dan perempuan tersingkir.

Setelah bertahun-tahun konflik di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, anak-anak makin sering diserang dan menderita akibat perang di separuh negara di wilayah tersebut.

Sebanyak 8,4 juta anak Suriah memerlukan bantuan segera berupa tempat berteduh, makanan dan air, dibandingkan dengan 500.000 jumlah mereka pada 2012. Hampir setengah juta anak hidup di daerah terkepung di Suriah dan menerima hanya sedikit sampai tidak menerima bantuan selama hampir dua tahun.

Hampir 10 juta anak di Yaman terpengaruh oleh konflik dan hidup dalam kondisi kritis, sementara hampir 400.000 anak terancam kekurangan gizi akut.

Kekejaman brutal terhadap anak marak di Irak. Menurut laporan, hampir 400 pelanggaran anak hak asasi anak dicatat sejak Januari 2016. Operasi militer yang dilancarkan di Mosul telah membuat hampir 74.000 orang, hampir separuh dari mereka adalah anak kecil.

Di Sudan, Libya dan Negara Palestina, konflik telah mengusir jutaan anak ke luar rumah mereka dan sekolah dan tak mendapat akses ke layanan dasar.

"Jumlah suram ini pada perayaan ke-70 kita mesti menjadi seruan kesadaran mendesak kepada dunia untuk bekerja lebih keras lagi sehingga setiap anak di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara dapat bertahan hidup, berjuang dan mencapai potensi penuh mereka," kata Cappelaere. "Ini bukan generasi yang hilang. Sejarah akan menilai kita: kita harus menanam modal lebih besar pada anak-anak wilayah ini hari ini." Melalui No Lost Generation, UNICEF telah membantu menyediakan kesempatan belajar formal dan non-formal buat pengungsi Suriah di Mesir, Irak, Jordania dan Lebanon. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: