Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Natal dan Tahun Baru, Penjualan Ritel Diprediksi Naik 20 Persen

Jelang Natal dan Tahun Baru, Penjualan Ritel Diprediksi Naik 20 Persen Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Menjelang Natal hingga tahun baru 2017 penjualan ritel di wilayah Jawa Barat diprediksi naik sekitar 20 persen dibandingkan rata-rata penjualan tiap bulan.

Sekertaris Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta mengatakan tahun baru merupakan momen yang disambut oleh masyarakat luas, sehingga kontribusi akan cukup dirasakan.?

"Kenaikannya sekitar 20 persen, penjualan pun umumnya terjadi pada sejumlah komoditas seperti minuman r dan makanan ringan," kata Hendri kepada wartawan di Bandung, Selasa (20/12/2016)

Selain pada makanan dan minuman, peningkatan penjualan juga akan terjadi pada sejumlah produk pakaian, untuk menghabiskan stok tahunan.

Hal itu dilakukan agar pada awal tahun depan, stok tahun ini habis terjual. "Hal ini lazim dilakukan untuk produk-produk pakaian,"ujarnya.

Menutunya, momen akhir tahun memberikan kontribusi besar bagi penjualan bisnis ritel. Sambung Hendri, Aprindo Jabar sendiri menargetkan penjualan ritel hingga akhir tahun sebesar 14 persen.

Namun diakui Hendri pencapaian target tersebut akan terkendala karena
daya beli masyarakat pada tahun ini mengalami penurunan, serta adanya moratorium pendirian ritel modern.

?Secara realistis, diprediksi sampai akhir tahun 2016 pertumbuhan hanya akan mencapai antara 10-12 persen. Biasanya, sejumlah perusahaan biasanya meningkatkan volume penjualan dengan cara melaksanakan berbagai program potong?an harga, untuk menarik minat para konsumen,? katanya.

Aprindo Jabar mencatat, hingga September lalu pertumbuhan tidak mencapai target, yakni hanya di bawah 10 persen. Hal tersebut diperkirakan tidak akan mengalami perubahan berarti hingga akhir tahun ini.

Hendri menambahkan, adanya moratorium menyebabkan pertumbuhan ritel modern tidak semarak seperti sebelumnya. Sejumlah tempat yang menurutnya kondisinya stagnan, yakni Bandung dan Kabupaten Bandung.

"Pertumbuhan penjualan hanya betul-betul mengandalkan ritel modern yang telah dahulu eksis sebelum adanya moratorium,"pungkasnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: