Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BMTR Nyatakan Perkembangan Internet Tak Pengaruhi Iklan di TV

BMTR Nyatakan Perkembangan Internet Tak Pengaruhi Iklan di TV Kredit Foto: MNC Play Media
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menyatakan perkembangan internet tidak akan berdampak negatif pada pendapatan iklan industri pertelevisian, lantaran keterbatasan jangkauan koneksi internet dan segmen milenial tidak berkontribus besar terhadap pendapatan iklan.

"Beradasarkan penelitian Nielsen, ternyata perkembangan internet tidak berdampak negatif terhadap industri televisi, karena sulitnya membangun broadband koneksi internet di negara kepulauan," kata Direktur BMTR, David Fernando Audy di Jakarta, Selasa (20/12).

Ia mengungkapkan, tingginya intensitas penggunaan internet dan broadband infrastruktur yang mumpuni di AS tidak mampu menggusur industri pertelevisian konvensional. "Riset Nielsen menyebutkan, waktu menonton televisi penduduk AS rata-rata berkisar empat sampai lima jam," ujarnya.?

Menurutnya, pada 2015 belanja iklan di televisi mencapai 37 persen yang dinikmati oleh lima stasiun nasional. "Sedangkan, belanja iklan di internet hanya 30 persen dan dinikmati oleh ribuat pengelola internet," jelasnya.

Dia mengungkapkan, eksistensi industri pertelevisian juga terbantu oleh segmen penonton berusia di atas 35 tahun yang merupakan pengambil keputusan di keluarga. "Segmen milenial di usia 14-25 tahun lebih banyak memanfaatkan internet. Jadi, segmen ini tidak mengganggu pendapatan iklan kami," terang David.

Menurut David, pada 2014 pangsa pasar iklan BMTR yang merupakan holding pertelevisian MNC Group mencapai 65,8 persen dan akan bertahan pada pangsa 65,5 persen di 2019. "Internet hanya mengambil pangsa pasar dari koran dan majalah. Sedangkan, koran dan radio kami hanya berkontribusi 1 persen dari total pendapatan konsolidasian," paparnya.

David memperkirakan, pertumbuhan pendapatan PT MNC Sky Vision Tbk di 2017 akan berada pada kisaran 7-10 persen, karena industri pertelevisian tengah mengalami pemulihan. "Recovery market sudah mulai kelihatan, sehingga secara industri akan ada pertumbuhan 5-10 persen di 2017," ujar David.

Lebih lanjut David menambahkan, selama tiga tahun terakhir BMTR sudah menghabiskan belanja modal sebesar US$250 juta atau setara Rp3,3 triliun untuk pembangunan empat gedung atau ada tambahan 40 unit studio baru. "Maka, tahun depan akan ada US$150 free cash flow buat perseroan," imbuhnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: