Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masinton Duga Ada 'Black Issue' Sistematis, Apa Saja?

Masinton Duga Ada 'Black Issue' Sistematis, Apa Saja? Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menduga ada upaya "black issue" yang sistematis dan masif untuk menciptakan ketidakpercayaan terhadap Pemerintah serta ketidakstabilan di masyarakat. "Saya mencurigai ada upaya 'black issue' yang penyebarannya sangat masif, sistematis, dan terorganisir, untuk membuat situasi politik nasional menjadi tidak kondusif," kata Masinton Pasaribu, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Menurut Masinton, ada beberapa dalam "black issue" seperti isu maraknya tenaga kerja asing (TKA) dari China yang jumlahnya mencapai jutaan orang, isu hidupnya kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ajaran komunisme, serta isu SARA. "Black issue" ini, kata dia, harus harus diantisipasi dan diminimalisir secara secara masif dan sistematis juga agar tidak menyebar dan memberikan dampak situasi menjadi tidak kondusif.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, dalam 'black issue" tersebut juga menyebutkan, bahwa maraknya TKA dari China merupakan dampak dari kebijakan bebas visa yang diberlakukan Pemerintah terhadap 174 negara. Masinton mengingatkan Pemerintah, agar institusi terkait dengan kunjungan dan TKA di Indonesia melakukan pendataan orang asing dan pengawasan secara ketat.

"Wisatawan asing ke Indonesia hanya berwisata, kalau sampai di Indonesia bekerja sudah menyalahi tujuan kunjungan. Kalau bebas visa ini disalahgunakan, agar wisatawan itu dideportasi," katanya.

Masinton mengakui, selama ini pengawasan dari lembaga terkait terhadap kunjungan wisatawan asing di Indonesia, sangat lemah. "Institusi negara yang terkait dengan TKA harus mendata ulang jumlah, kelengkapan dokumen, tujuan kunjungan, dan lain-lain. Kalau ditemukan TKA yang penyalahgunaan dokumen dan ilegal agar dideportasi," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: