Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Jatim Salurkan Kredit Rp29,67 Triliun di 2016

Bank Jatim Salurkan Kredit Rp29,67 Triliun di 2016 Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) berhasil mencatatkan kinerja yang positif di akhir tahun lalu. Pertumbuhan kredit perseroan berhasil tumbuh 4,45% menjadi Rp29,67 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu pertumbuhan kredit perseroan hanya bertahan di kisaran angka Rp28,35 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit perseroan ditopang oleh penyaluran kredit di sektor konsumsi yang meningkat 8,89% menjadi Rp19,8 triliun.

"Untuk penyaluran kredit di sektor UMKM tembus ke angka Rp4,55 triliun," katanya dalam acara Analyst Meeting & Press Conference?Bank Jatim di Jakarta, Senin (9/1/2017).

Naiknya distribusi kredit perseroan mengerek perolehan laba bersih ke angka Rp1,03 triliun atau tumbuh 16,25% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK), perseroan berhasil meningkatkan current account saving account (CASA) ke level 78,21% dari posisi sebelumnya 65%.

Pertumbuhan dana tabungan sebesar 12,61% menjadi Rp14,36 triliun menjadi salah satu katalis positif bagi raihan kinerja DPK perseroan. Lebih lanjut, Soeroso menjelaskan pertumbuhan tabungan yang signifikan tersebut menunjukkan keberhasilan Bank Jatim dalam mengelola dana murah.

"Rasio keuangan lainnya juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Return on equity (ROE) perseroan naik menjadi 17,82% dari sebelumnya 16,11%. Sedangkan untuk margin bunga bersih juga berhasil naik ke level 6,94% dari sebelumnya 6,41%," tambahnya.

Return on asset (ROA) perseroan juga berhasil naik ke angka 2,98% dari sebelumnya 2,67%. Perseroan juga terus berupaya melakukan efisiensi guna menciptakan profitabiltas yang lebih baik lagi. Hal tersebut terlihat dari rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) yang turun menjadi 72,22% dari sebelumnya 76,12%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: