Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Listrik Jepang di Indonesia Capai Sekitar 12 Miliar Dolar AS

Investasi Listrik Jepang di Indonesia Capai Sekitar 12 Miliar Dolar AS Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Jepang merupakan negara yang paling besar berinvestasi kelistrikan di Indonesia. "Untuk listrik, ternyata Jepang investasinya paling besar di Indonesia. Bukan Tiongkok lho," katanya di kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Oleh karena itu, menurut dia, sektor kelistrikan tentunya akan menjadi salah satu yang akan dibahas dalam kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia yang dijadwalkan pada 15 Januari 2017.?

Luhut menyebut, investasi listrik Jepang di Indonesia mencapai sekitar 12 miliar dolar AS, baik itu sebagai pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) maupun kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC). "Itu jumlahnya IPP 48 persen dan EPC 44 persen dari semua proyek," katanya.

Data tersebut, menurut Luhut membantah banyaknya anggapan bahwa pemerintah kerap mengutamakan Tiongkok dalam segala hal. Tiongkok sendiri hanya menempati posisi kelima atau keenam dalam daftar negara yang menanamkan modal ke Indonesia. "Investor terbesar di Indonesia masih tetap Singapura dan kedua itu Jepang. Tiongkok mungkin nomor lima atau enam. Jadi jangan selalu bilang Tiongkok terus," katanya.

Sebelumnya, Luhut mengaku ada sejumlah proyek strategis yang akan dibahas dalam pertemuan dengan PM Abe. Proyek tersebut antara lain Pelabuhan Patimban, kereta semicepat Jakarta-Surabaya serta finalisasi pengembangan Blok Masela. Terkait Pelabuhan Patimban, diharapkan akan ada kesepakatan mengenai perusahaan Jepang yang akan bekerja sama dengan Pelindo II sebagai operator pelabuhan.

Sedangkan mengenai proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya, diharapkan akan ada penandatanganan uji kelayakan antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan pihak Jepang. "Kami berharap mudah-mudahan Masela juga difinalisasi," katanya lantaran pemerintah dan kontraktor blok itu (Inpex Masela Ltd) telah menyepakati sejumlah ketentuan termasuk biaya penggantian operasi atau "cost recovery". (Ant)

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: