Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emas Terus Naik Kamis Pagi Didorong Pelemahan Dolar

Emas Terus Naik Kamis Pagi Didorong Pelemahan Dolar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Chicago -

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Kamis (12/1/2017) pagi WIB, berakhir di tingkat tertinggi dalam tujuh pekan, karena dolar AS melemah menyusul pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump yang memicu ketidakpastian di pasar keuangan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 11,1 dolar AS atau 0,94 persen, menjadi menetap di 1.196,60 dolar AS per ounce.

Saham-saham AS melemah dalam perdagangan yang berombak, dipimpin oleh saham-saham produsen obat-obatan setelah Trump mengatakan perusahaan-perusahaan farmasi "melakukan sesuatu yang sangat buruk" dengan memberlakukan harga obat sangat mahal.

Selama konferensi pers, Trump membantah tuduhan bahwa Rusia memeras dia. Dia juga merinci bagaimana dia akan menangani konflik kepentingan dan mengatakan anak-anaknya yang sudah dewasa akan menjalankan Trump Organization.

Indeks dolar AS, yang melacak mata uang AS terhadap enam rivalnya, turun 0,4 persen menjadi 101,57 setelah diperdagangkan mendekati 103 di level tertingginya hari itu. Ekuitas AS memperlihatkan aksi turun dan naik, setelah Trump berbicara kepada wartawan pada konferensi pers pertamanya sejak pemilu.

Emas berbanding terbalik dipengaruhi oleh pergerakan dolar, sehingga pelemahan greenback membuat harga aset-aset dalam mata uang dolar, termasuk emas, di pasar global menjadi lebih murah untuk pembeli yang menggunakan unit moneter lainnya.

Sejak pemilihan presiden AS, dolar telah menguat lebih dari lima persen, didorong sebagian besar oleh antisipasi bahwa kebijakan fiskal Trump bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Perak untuk pengiriman Maret turun dua sen atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 16,828 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,4 dolar AS atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 976,40 dolar AS per ounce. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: