Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pound Melemah, Laba EasyJet Tergerus £105 Juta pada 2017

Pound Melemah, Laba EasyJet Tergerus £105 Juta pada 2017 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Maskapai penerbangan berbiaya rendah Inggris, EasyJet, mengatakan jatuhnya nilai pound akan mengurangi laba perusahaan lebih besar dari perkiraan sebesar ?105 juta pada tahun ini.

Proyeksi tersebut datang setelah perusahaan melaporkan perdagangan yang solid pada periode tiga bulan terakhir tahun 2016 dengan kenaikan jumlah penumpang sebesar 8,3 persen menjadi 17,4 juta. Namun, penurunan nilai pound berdampak pada turunnya pendapatan per kursi sebesar 1,2 persen menjadi ?51,64 per kursi.

Investor bereaksi buruk atas laporan tersebut sehingga mendorong saham EasyJet turun 7 persen di awal perdagangan.

"EasyJet menyampaikan hasil kinerja yang solid di kuartal pertama [tiga bulan terakhir 2016] dengan pendapatan, biaya dan jumlah penumpang yang sesuai dengan ekspektasi. Hal ini terjadi di tengah harga dan lingkungan operasional yang sulit," kata CEO EasyJet Caroline McCall seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Pound telah jatuh sekitar 17 persen terhadap dolar sejak referendum Brexit pada Juni tahun lalu. Pada bulan November, EasyJet menyatakan telah melihat adanya pembengkakan biaya operasional karena melemahnya mata uang poundsterling sebesar ?90 juta pada tahun 2017 akibat Brexit. Hal ini lantaran sebagian besar biaya EasyJet dibayarkan dalam dolar AS dan euro.

Easyjet tengah dalam proses membangun kehadiran yang terpisah di daratan Eropa, dalam kesiapannya pada saat Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa. Dikatakan, mendirikan sebuah entitas Eropa baru akan membutuhkan biaya sebesar ?10 juta.

Sejak tahun 1994 setiap maskapai penerbangan Uni Eropa bebas untuk terbang antara dua titik di Eropa, sesuatu yang memungkinkan perusahaan seperti EasyJet dan rivalnya Ryanair untuk tumbuh hingga sebesar saat ini.

Maskapai yang masuk dalam daftar 100 perusahaan terbesar di Inggris tersebut berencana untuk tetap terdaftar di bursa London dan berkantor pusat di bandara Luton London. EasyJet memiliki basis di 11 bandara Inggris dan terbang lebih dari 800 rute pada jaringan di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: