Popularitas All-Day-Breakfast Bikin Pendapatan McDonald's Turun 1,3 Persen

McDonald's tampaknya menjadi korban dari kesuksesan menu All-Day-Breakfast-nya sendiri. Pendapatan like-for-like kuartal keempat di Amerika Serikat yang merupakan pasar terbesar McDonald's, turun 1,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 ketika meluncurkan menu All-Day-Breakfast.

Analis Neil Saunders mengatakan adanya perubahan menu tersebut alih-alih menarik pelanggan baru ke McDonald's, orang justru beralih ke menu All-Day-Breakfast yang lebih murah. Di bawah kepemimpinan presiden dan CEO Steve Easterbrook, McDonald's tengah bekerja pada revitalisasi bisnis akibat jatuhnya penjualan.

"Sepanjang 2016, kami bekerja keras meletakkan dasar yang kuat untuk masa depan kami dengan fokus pada perubahan menu, restoran, dan teknologi untuk memberikan pengalaman McDonald's yang lebih baik bagi pelanggan kami di seluruh dunia," kata Easterbrook seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Laba operasional di Amerika Utara selama periode tiga bulan yang berakhir hingga Desember juga turun 11 persen, meskipun laba tahun sebelumnya terdorong oleh keuntungan atas penjualan properti restoran.

Kendati demikian, di daerah lain perusahaan melaporkan pertumbuhan yang lebih kuat. Penjualan yang sebanding di pasar global pada kuartal akhir naik 2,8 persen, dipimpin oleh Inggris, sedangkan pendapatan di pasar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi melonjak 4,7 persen dibantu oleh China.

Secara global, omzet meningkat 2,7 persen dalam tiga bulan terakhir tahun 2016 sehingga secara keseluruhan total omzet di sepanjang 2016 naik menjadi sebesar 3, 8 persen.