Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Militer AS Beri Izin Pembangunan Jalur Pipa Dakota Access

Militer AS Beri Izin Pembangunan Jalur Pipa Dakota Access Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Militer Amerika Serikat telah memberitahu kongres bahwa mereka akan memberikan izin untuk menyelesaikan pembangunan jalur pipa minyak yang kontroversial di negara bagian North Dakota AS yang terletak di wilayah pemukiman suku Indian Standing Rock Sioux.

Pemberitahuan itu muncul setelah Donald Trump secara resmi mendukung proyek tersebut sebagai salah satu tindakan pertamanya sebagai Presiden AS.

"Departemen Angkatan Darat hari ini mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan tinjauan mengenai permintaan izin pembangunan sisa proyek saluran Dakota Access dan telah memberitahu kongres bahwa mereka berniat untuk memberikan easement," kata Angkatan Darat dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Easement adalah izin khusus yang memungkinkan perusahaan untuk melintasi tanah pribadi. Suku Standing Rock dan para pemerhati lingkungan akan melawan keputusan tersebut di pengadilan. Mereka akan melawan Presiden Donald Trump yang meneken perintah eksekutif yang mengizinkan pembangunan pipa minyak kontroversial Keystone XL dan Dakota Access Oil yang dihentikan oleh mantan Presiden Barack Obama tahun 2015.

"Tindakan Presiden Trump ini gila dan ekstrem dan sama dengan serangan terhadap tanah leluhur kami sebagai suku pribumi. Perintah eksekutif itu menunjukkan bahwa pemerintahan ini lebih dari sekedar bersedia melanggar Undang-Undang Federal yang bertujuan melindungi hak asasi manusia, lingkungan, dan secara keseluruhan keamanan komunitas pribumi demi keuntungan industri bahan bakar fosil," demikian bunyi pernyataan kelompok Indigenous Environmental Network.

Proyek saluran Dakota Access ini memang telah menuai protes besar. Ribuan penduduk asli Amerika memboikot pembangunan saluran pipa minyak raksasa senilai US$3,8 miliar yang akan melintasi empat negara tersebut pada tahun lalu, menyatakan bahwa konstruksi saluran pipa itu akan menodai tanah suci mereka dan merusak lingkungan.

Hampir 700 orang telah ditahan sejak protes pertama dimulai, menurut pejabat penegak hukum setempat. Bahkan, aktris AS, Shailene Woodley, ditangkap dalam sebuah unjuk rasa saat menentang proyek tersebut. Penangkapannya di lokasi pembangunan terjadi saat ia menyiarkan protes di Facebook Live.

Saluran pipa akan membentang sejauh 1.879 kilometer melintasi Negara Bagian Iowa, Illinois, North dan South Dakota, untuk membawa minyak mentah Kanada ke negara-negara bagian Teluk Amerika Serikat.

Energy Transport Partners, perusahaan di balik pembangunan proyek tersebut, mengatakan penyaluran minyak lewat pipa lebih aman dibanding mengangkutnya dengan kereta api atau melalui kendaraan. Mereka juga mengatakan pembangunan pipa ini akan meningkatkan ekonomi setempat.

Namun, para pengunjuk rasa lingkungan meyakini pengangkutan minyak mentah hingga 570.000 barel per hari itu akan membahayakan saluran air setempat dan merusak tempat-tempat bersejarah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: