Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dies Natalis Pertama, UP Gelar Ramah Tamah 'CINTA'

Dies Natalis Pertama, UP Gelar Ramah Tamah 'CINTA' Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Puncak perayaan Dies Natalis Universitas Pertamina yang pertama dengan mengusung tema "CINTA" Cendikia, Integritas, Nasionalisme, Tolerans, dan Aktif. Ramah tamah ini mengundang banyak animo dari mahasiswa-i U.?

Ketua Panitia sekaligus dosen Universitas Pertamina, Ari Rahman, mengatakan, "Pemilihan tema Cinta UP" ini ialah, sebelum kita bisa memberikan sesuatu untuk orang lain. Kita harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri dan baru kita bisa berkontribusi untuk orang lain." ujarnya saat konfrensi pers di Jakarta, Sabtu (11/2/2017).

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pertamina, Akhmaloka menagatakan. Puncak ramah tamah hari ini kita mengadakan lomba-lomba yang tidak serius, seperti tarik tambang, futsal, dan tadi pagi charity run, "Dimana per kilo meternya charity run ini akan dihargai berupa uang, kalau ada yang dapet sekian puluh Km, akan mendapatkan uang berapa banyak dan akan disumbangkan ke yayasan pendidikan." ujarnya.

Lanjutnya, acara ini sebetulnya dari kita untuk kita, "Refleksi satu tahun kita jalan dari awal yang mahasiswanya belum ada hingga saat ini. Tentunya kembali tadi kita semua menyampaikan ke masyarakat kami ada, kami jadi pemain di pendidikan tinggi, dan bersama teman-teman yang lain membangun bangsa dalam perguruan tinggi." paparnya.

Ia menjelaskan, UP didirikan sebagai bagian dari PT Pertamina sendiri untuk memberikan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas.

"UP ini juga banyak memberikan beasiswa yang berkualitas, dan yang kita ingin UP bisa menjadi world clash univeristy. Targetnya tahun 2035, tapi kita targetkan jangka pendek dalam 10 tahun kedepan harus masuk world clash univeristy. kita yakin kita bisa!," tegasnya.

Langkah pendeknya Ia menambahkan, UP akan dibuat kurikulumnya terlebih dulu, kemudian masuk standar internasional, "kita coba terapkan sebelum meluluskan, kita inginkan akreditasnya B, karena kita yang baru jalan ini dapat C. Kemudian kita berharap sebelum meluluskan harus dapat B." tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: