Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Persen dari 1.116 Responden Langsung Teruskan Hoax

Satu Persen dari 1.116 Responden Langsung Teruskan Hoax Kredit Foto: Mastel.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jajak pendapat yang digelar oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mendapati satu persen responden dari 1.116 yang disurvei menyatakan langsung meneruskan berita hoax seputar isu sosial politik tanpa memperhatikan ketidakjelasan sumber berita.

Sementara 83,20 persen responden yang memeriksa kebenaran berita hoax tersebut. Sekitar 15,9 persen menghapus dan mendiamkannya, demikian rilis survei yang disampaikan Mastel di Jakarta, Senin (13/2/2017).

Ketua Umum Mastel Kristiono dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, hasil survei tersebut menunjukan masyarakat cukup kritis terhadap isu hoax. "Walau berita hoax sengaja dibuat untuk pengaruhi publik dan kian marak lantaran faktor simultan seperti isu sosial politik dan SARA, namun penerima hoax cukup kritis karena mereka telah terbiasa untuk memeriksai kebenaran berita. ini artinya sudah bagus, tinggal bagaimana mencegah silent majority (mayoritas yang diam) berpindah ke haters (menjadi pembenci)," katanya.

Sementara itu, dalam survei tersebut juga diungkap 91,8 persen responden sering menerima hoax dari media sosial. Aplikasi daring seperti Line, WA atau Telegram menjadi saluran hoax terbanyak yaitu 62,8 persen. Sedangkan 34,90 persen responden menilai situ menjadi salah satu penyebar hoax, televisi 8,70 persen, media cetak 5 persen, email 3,1 persen dan radio 1,2 persen.

Dalam survei tersebut juga dijajaki pemahaman masyarakat terhadap hoax. Setidaknya terdapat 90,30 persen responden yang menjawab hoax adalah berita bohong yang disengaja.

61,6 persen menyatakan hoax adalah berita yang menghasut, 59 persen menyatakan berita yang tidak akurat 14 persen menjawab hoax sebagai berita ramalan tau fiksi ilmiah, 12 persen hoax adalah berita yang menyudutkan pemerintah dan tiga persen menjawab berita yang tidak saya sukai. Hanya 0,6 persen yang menyatakan tidak tahu, Kristiono mengatakan, survei yang dilakukan kali ini menggunakan jawaban multiple choices, dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

Dari 1.116 responden yang disurvei untuk kelompok umur 25-20 tahun sebanyak 47,8 persen, di atas 40 tahun sebanyak 25,7 persen, 16-19 tahun 7,7 persen dan 15 tahun 0,4 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: