Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SDM dalam Ekosistem Kewirausahaan Sosial di Indonesia

SDM dalam Ekosistem Kewirausahaan Sosial di Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Element5 Digital
Warta Ekonomi, Jakarta -

Secara umum, kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata lama pendidikan secara nasional yang masih di bawah delapan tahun. Artinya, mayoritas orang Indonesia tidak tamat SMP (berdasarkan data yang diakses dari www.data.go.id).

Hal ini tercermin dari komposisi angkatan kerja (penduduk berusia di atas 15 tahun) yang hingga tahun 2013 masih didominasi oleh angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah (45,6%), disusul oleh yang tamat SMA/SMK (26,2%), tamat SMP3 (18,7%), lalu tamat D3/S14 (9,4%).

Hal ini semakin diperkuat oleh laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang pada Agustus 2014 memublikasikan data bahwa terdapat sekitar 9,5% (688.660 orang) penduduk dengan tingkat pendidikan diploma tiga (D3) atau sarjana strata satu (S1) yang masih menganggur. Dari total jumlah itu, 78,19% (495.143 orang) di antaranya bergelar sarjana.

Semua fakta di atas menunjukkan SDM Indonesia tak hanya masih didominasi oleh yang berpendidikan rendah, tetapi yang sudah berpendidikan tinggi (sarjana) juga masih cukup banyak yang belum mampu memberdayakan diri sendiri. Untuk itu, pengembangan kewirausahaan pada umumnya dan kewirausahaan sosial pada khususnya merupakan sebuah solusi untuk memecahkan masalah pengangguran tersebut.

Jika seorang sarjana bisa menjadi social entrepreneur, maka multiplier effect (dampak pengali) yang diciptakan akan lebih besar. Sarjana tersebut bukan hanya bisa memberdayakan dirinya sendiri, namun juga bisa memberdayakan orang lain, khususnya mereka yang belum memiliki pekerjaan.

Fenomena inilah yang mendorong lahirnya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) pada tahun 2009 dan dimasukkannya mata kuliah Kewirausahaan di hampir semua perguruan tinggi Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan jiwa wirausaha (entrepreneurship) berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi kepada mahasiswa. Hal tersebut diharapkan mampu membangun pola pikir (mindset) dari pencari kerja (job seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator), serta mencetak wirausaha-wirausaha baru yang tangguh dalam menghadapi persaingan global sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sumber: Buku?Berani Jadi Wirausaha Sosial?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: