Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Reseller Baju Muslim, Kini Studi S3 di Belanda

Dari Reseller Baju Muslim, Kini Studi S3 di Belanda Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Kesulitan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak remaja dalam memilih baju yang cocok menjadi lahan bisnis tersendiri. Adalah Lia Yuldinawati yang kini membuka usaha di bidang pakaian remaja. Berawal dari reseller baju muslim, berkat kerja kerasnya kini wanita kelahiran 1975 ini sedang melanjutkan studi S3 di Twente University, Belanda.

Sejak tahun 2004 Lia membuka bisnis kecil-kecilan ketika masih belum bekerja secara tetap dan hanya menjadi reseller baju muslim dengan membuka store di garasi rumah saja. Tetapi, seiring perjalanan waktu akhirnya bisnis itu tutup karena dirinya belum berpikir serius untuk berbisnis.

Setelah memiliki modal sendiri dari hasil menabung sebagai reseller tanpa meminjam dari bank akhirnya ia membuka clothing online pada 2013 dengan nama 3ofus. Tetapi, akhirnya tahun 2015 ia fokus di pakaian remaja dengan nama triliashop.com.

Lia mengaku fokus bisnis baju remaja karena awalnya kesulitan mencari baju untuk anak perempuannya yang sudah remaja. Alhasil, dia memutuskan untuk merancangnya sendiri.

"Mau cari baju dewasa enggak pantas dengan usianya, tapi mau cari baju anak-anak enggak suka sama model dan terlalu kekanak-kanakan. Akhirnya, memutuskan membuat sendri. Eh, ternyata ibu-ibu rumah tangga lainpun begitu. Di situlah muncul ide menjalankan bisnis ini," kata Lia kepada Warta Ekonomi di Bandung, Minggu (12/2/2017).

Lia menjelaskan model bisnis yang ia kembangkan menggunakan pemasaran secara online. Dia pun memanfaatkan media sosial seperti website, Instagram, dan juga rubrik fashion style. Untuk pemasaran lainnya dengan bantuan mahasiswa dan pelajar SMK, tujuannya agar bisa melatih jiwa kewirausahaan kepada mereka. Dia mengatakan usahanya belum menggunakan asuransi untuk memproteksi bisnisnya.

Gayung pun bersambut, produk yang dihasilkan wanita kelahiran 1975 ini diterima di pasaran. Jangkauan pemasarannya hampir semua kota besar yang ada di Indonesia. Meski banyak pesaing di bisnis yang sama, inovasi menjadi kunci utama dalam mempertahakan bisnis yang dijalankan.

Selain itu, desain yang ditawarkan produk layanan online pakaian remaja ini dipakai orang lain sehingga menarik minat konsumen.

"Setelah mencoba mempromosikan produk melalui medsos, alhamdulillah banyak pesanan dari luar kota," ujarnya.

Namun di balik kesuksesan pemasaranya itu, dia menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu kesulitan adalah mencari rekan kerja untuk diajak kerja sama karena tidak memiliki komitmen yang kuat untuk berbisnis sehingga ia memutuskan untuk menjalankan sendiri bisnis clothing ini.

"Ke depannya saya akan mencari manajer pengelola dan designer sehingga saya bisa lebih fokus untuk pengembangan produk dan memperluas pasar," jelasnya.

Ia mengatakan salah satu kunci kesuksesan dalam menjalankan bisnis adalah fokus dengan niat membantu, mempermudah, serta menyelesaikan kesulitan orang lain. Dia mengungkapkan bisnis itu pada akhirnya bukan hanya bermanfaat dan mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri, tetapi memberikan manfaat dan keuntungan bagi orang banyak sehingga bisnis menjadi ladang amal.

"Berbisnis itu harus dimulai dengan bismillah dan iktikad mendapat ridho dari suami dan anak-anak serta menjalankannya dengan fokus dengan niat membantu orang lain," tegasnya.

Lia mengaku keberhasilan dalam menjalankan bisnis clothing online ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak termasuk dukungan pemerintah terhadap pelaku UMKM. Namun, dia menilai pemerintah belum memberikan mind mapping secara jelas kepada pelaku UMKM dan membuat sebuah roadmap UMKM Indonesia sehingga setiap UMKM akan membuat visi dan misi yang sejalan dengan hal tersebut.

"Saat ini baik dari pemerintah dan CSR perusahaan sudah sangat banyak membantu UMKM di Indonesia, tetapi belum adanya benang merah yang jelas akan dibawa ke mana UMKM ini dalam sebuah program global yang tajam sasarannya juga terarah pelatihan dan pengembangannya sehingga output-nya dapat terlihat nyata," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: