Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RNI Gandeng Berdikari Kembangkan Industri Peternakan Nasional

RNI Gandeng Berdikari Kembangkan Industri Peternakan Nasional Kredit Foto: RNI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka mewujudkan sinergi BUMN di bidang industri peternakan yang terintegrasi, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) dan PT Berdikari (Persero) melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang rencana kerja sama pengembangan peternakan, Kamis (16/2/2017), bertempat di Gedung RNI, Jakarta.

Penandatanganan yang dilakukan oleh Direktur Utama PT RNI B Didik Prasetyo dan Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo ini bertujuan untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan protein hewani nasional.

Dalam sambutannya Didik mengatakan sinergi ini bermaksud untuk memastikan BUMN benar-benar hadir dan berkontribusi bagi terwujudnya program-program pemerintah, salah satunya dalam bidang pangan, yaitu pemenuhan kecukupan konsumsi protein hewani nasional.

Didik menambahkan bahwa saat ini tingkat konsumsi protein hewani nasional masih berada di bawah standar kecukupan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia sebesar 53,91 gram per kapita per tahun, sementara standar kecukupan konsumsi protein berada di angka 57 gram.

"Misi besar kami, pengembangan usaha sekaligus memastikan ketersediaan sumber protein hewani yang mampu dijangkau masyarakat luas. Kami melihat potensi yang besar dalam sinergi ini. Berdikari telah ditunjuk Kementerian BUMN sebagai pelaksana tugas pengembangan industri peternakan, sementara RNI punya pengalaman di bidang peternakan serta memiliki lahan yang luas dan representatif untuk industri peternakan," papar Didik.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari sinergi ini, PT RNI dan PT Berdikari telah menyiapkan skema pengembangan peternakan dari hulu hingga hilir. Dalam industri sapi misalnya, pengembangan diarahkan pada industri sapi terintegrasi melalui pelaksanaan impor sapi, pengelolaan penggemukan sapi dengan memanfaatkan kadang sapi milik PT RNI di Jatitujuh, Majalengka, serta komersialisasi hasil peternakan hingga pengembangan indukan (breeding) di areal PT Berdikari, Di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut, Didik mengatakan sinergi ini juga akan diarahkan pada pengembangan industri ayam potong yang kini hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak swasta.

"Skema yang akan dijalankan dengan membangun peternakan berbasis pembibitan sampai dengan final stock dan pembangunan pabrik pakan guna pemenuhan pakan secara swadaya. Untuk merealisasikannya, PT RNI telah menyiapkan lahan startegis seluas 24 hektare milik PT PG Rajawali II yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat," paparnya.

Untuk memangkas harga daging di tingkat konsumen, komersialisasi hasil ternak akan dilakukan secara mandiri, di antaranya dengan menyinergikan peternakan ayam dan Rumah Potong Hewan (RPH).

"Dalam pemasaran kami akan lakukan optimalisasi aset cool storage yang dimiliki RNI. Sistem pemasaran kita dorong melalui market place pasarprodukbumn.com yang dikelola PT Rajawali Nusindo, anak Perusahaan PT RNI yang bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan," kata Didik.

Sementara itu, Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo mengatakan pihaknya?sangat serius terhadap pengembangan industri peternakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional.

"Kami?optimis sinergi ini dapat berjalan sesuai rencana apalagi dengan ditunjang kompetensi yang dimiliki PT Berdikari dan pengalaman serta sumber daya yang dimiliki PT RNI," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: