Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkat Bank Sampah, Warga Bandung Kini Bayar Listrik Pakai Sampah

Berkat Bank Sampah, Warga Bandung Kini Bayar Listrik Pakai Sampah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Warga Kota Bandung, Jawa Barat, kini bisa membayar listrik menggunakan sampah berkat adanya Bangunan Bank Sampah Induk Kota Bandung yang digagas oleh PT PLN (Persero) melalui Program Bina Lingkungan PLN.

"Jadi dari warga itu, warga punya tabungan bank sampah, dari tabungan itu uangnya bisa digunakan untuk membeli token listrik. Di sini ada jual token listrik. Jadi setidaknya masyarakat terbantu bayar listriknya dengan sampah yang dikumpulkan," kata GM PT PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana di Bandung, Selasa (21/2/2017).

Ia menuturkan Bangunan Bank Sampah Induk Kota Bandung yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 752 Kota Bandung tersebut dulunya adalah bangunan gardu yang tidak terpakai atau tidak dimanfaatkan oleh PLN.

"(Bangunan bekas gardu) ini kami serahkan, pemanfaatannya kami serahkan kepada Yayasan Hijau Lestari selaku pengelola Bangunan Bank Sampah Induk Kota Bandung ini," kata dia.

Peresmian Bangunan Bank Sampah Induk Kota Bandung yang bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional dilakukan oleh Wakil Wali Kota Bandung M Oded Daniel didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Salman Fauzi.

Iwan menuturkan dengan adanya pembayaran rekening listrik dengan sampah diharapkan bisa memacu semangat warga untuk lebih giat mengumpulkan sampah di lingkungannya dan peduli lingkungan sekitar," katanya.

Menurut dia, mekanisme pembayaran listrik menggunakan sampah ini juga sangat mudah yakni warga membawa sampah ke bank sampah lalu ditimbang.

Setelah itu, berat sampah yang ditimbang dinominalkan dalam bentuk uang dan dari jumlah itulah kemudian dimasukkan ke rekening bank sampah yang sudah dimiliki warga Ia menuturkan dari hasil penjualan sampah tersebut, akan digunakan untuk membayar biaya listrik atau ditukarkan token di masing-masing rumah warga yang bersangkutan.

"Mekanismenya seperti itu, cukup mudah, cukup nabung sampah, biaya listrik sudah terbayar," katanya.

Bagi PLN, kata dia, keberadaan potensi-potensi aktivitas kemasyarakatan yang berorientasi lingkungan dan mempunyai pengaruh positif bagi masyarakat seperti bank sampah ini merupakan sesuatu yang harus didukung secara maksimal.

"Apalagi melalui momentum Hari Sampah Nasional ini, PLN berharap Bank Sampah Induk Kota Bandung akan berkembang menjadi bank sampah profesional dan mampu menjawab tantangan pengelolaan sampah yang kompleks," ujar dia.

Sejak tahun 2014, PLN aktif membantu dan membina Bank Sampah yang dahulu berlokasi di Jalan Tubagus Ismail, Kota Bandung dan diawal kerjasama, PLN telah menyalurkan satu unit motor roda tiga untuk keperluan angkutan sampah dari bank sampah unit ke bank sampah induk.

Sedangkan di tahun 2016, PLN menyediakan lahan sewa dan dana untuk renovasi aset PLN serta untuk pengembangan operasional bank sampah.

Sementara itu, Ketua Bank Sampah Hijau Lestari Elis Solihat menambahkan dengan adanya bantuan berupa pembangunan sarana dan prasarana dari PLN ini akan menjadi energi positif bagi pihaknya untuk terus memasyarakatkan keberadaan Bank Sampah sebagai salah satu solusi dari permasalahan lingkungan.

Pada peresmian Bangunan Bank Sampah Induk Kota Bandung tersebut, PLN juga memberikan bantuan sebesar Rp500 juta untuk pembangunan kantor, ecomart dan juga gudang pengolahan sampah sekaligus penguatan manajemen operasional.

Bank Sampah Induk Bandung sendiri merupakan pengembangan dari Bank Sampah Hijau Lestari yang bergerak secara sukarela dan bertujuan utama untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang pemanfaatan sampah yang benar.

Saat ini, Bank Sampah Hijau Lestari telah memiliki 131 unit bank sampah di 54 kelurahan di Kota Bandung. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: