Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Cabai di Penajam Naik Drastis Capai Rp145 Ribu

Harga Cabai di Penajam Naik Drastis Capai Rp145 Ribu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Penajam -

Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sejak sepekan terakhir kembali naik drastis mencapai Rp145.000 per kilogram, walaupun sebelumnya harga jual sempat mengalami penurunan.

"Saya terpaksa mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli cabai, karena harga cabai kembali naik cukup tinggi," kata Hamid, seorang penjual bakso ketika ditemui di Penajam, Jumat (24/2/2017).

Pada awal Januari 2017, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Penajam Paser Utara rata-rata Rp120.000 per kilogram, kemudian turun menjadi Rp100.000 per kilogram.

Kemudian pada awal Februari, harga cabai kembali turun berada di kisaran Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram, tetapi sejak sepekan terakhir kembali naik hampir dua kali lipat mencapai Rp145.000 per kilogram Meskipun harga cabai naik lumayan tinggi, para pedagang tetap membeli komoditas cabai sesuai kebutuhan.

"Saya tetap membeli cabai sebanyak hari biasanya atau sebelum harganya naik, karena untuk keperluan jualan," ujar Hamid.

Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional, para pedagang sayuran menjual harga cabai dengan harga seragam Rp145.000 per kilogram.

"Iya harga cabai sempat turun, tapi sepekan terakhir harganya naik lagi karena barangnya langka," jelas Parmi, pedagang di Pasar Induk Penajam.

Pasokan cabai didatangkan dari luar daerah Penajam Paser Utara, sehingga para pedagang juga tidak berani memperbanyak persediaan karena komoditas itu mudah busuk.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Penajam Paser Utara Rusli ketika dikonfirmasi terpisah, menduga kelangkaan komoditas cabai disebabkan faktor cuaca yang belakangan ini tidak menentu, sehingga cabai akhirnya rusak atau tidak tumbuh dengan baik.

"Cuaca yang tidak menentu melanda daerah penghasil cabai di Pulau Jawa dan Sulawesi, tanaman cabai banyak yang rusak, jadi pasokan ke wilayah Penajam Paser utara berkurang dan harga cabai kembali naik," jelasnya.

Selain itu, lanjut Rusli, biaya angkut ke wilayah Penajam Paser Utara juga cukup mahal dan karena gelombang tinggi di laut yang mengakibatkan distribusi terhambat.

"Pasokan cabai memang masih bergantung dari luar daerah, sehingga apabila distribusi macet, harga juga ikut naik dan kami kesulitan menstabilkan harga seperti sekarang," tambahnya. (Ant)

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: