Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor DIY pada Januari 2017 Capai US$31 Juta

Ekspor DIY pada Januari 2017 Capai US$31 Juta Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Nilai ekspor barang Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada Januari 2017 mencapai 31,016 juta dolar Amerika Serikat.

"Angka itu turun sebesar 16,18 persen dibanding Desember 2016 yang nilainya tercatat 37,005 juta dolar Amerika Serikat," kata Kepala Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta JB Priyono di Yogyakarta, Rabu (1/3/2017).

Menurut dia, jika dibanding setahun yang lalu, yakni kumulatif Januari-Desember 2016 nilai ekspor tersebut mengalami kenaikan sebesar 18,76 persen.

Ia mengatakan tiga negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar dari DIY selama Januari 2017 adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Jepang. Total ekspor DIY ke AS mencapai 11 juta dolar AS atau berkontribusi 36,74 persen, ekspor ke Jerman mencapai 3,5 juta dolar AS atau berkontribusi 11,25 persen, dan Jepang yang berkontribusi 9,14 persen atau mencapai 2,9 juta dolar AS.

"Ekspor barang dari DIY pada Januari 2017 sebesar 72,03 persen dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah," kata dia.

Komoditas utama dengan nilai ekspor tertinggi di DIY pada Januari 2017, kata dia, adalah pakaian jadi bukan rajutan (HS 62), Perabot, penerangan rumah (HS 94), dan Barang-barang rajutan (HS 61). Masing-masing memiliki nilai ekspor 32,01 persen, 15,40 persen, dan 13,18 persen.

"Komoditas terbesar dari Desember sampai Januari 2017 adalah komoditas minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian yang meningkat sebesar 177,12 persen," kata dia.

Sementara itu, impor barang DIY pada Januari 2017 melalui Bandara Adisutjipto Yogyakarta, kata dia, mencapai senilai 502.765 dolar AS, turun sebesar 44,68 persen dibandingkan Desember 2016. Apabila dibandingkan setahun yang lalu secara kumulatif Januari-Desember 2016 maka mengalami peningkatan 109,50 persen.

"Sebagian besar impor pada Januari 2017 berasal dari Hong Kong. Sementara komoditas impor utama adalah komoditas kain tenun khusus," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: